
Dana Asing Akhirnya Masuk Bursa RI, Sesi I IHSG Naik 0,93%
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 April 2020 11:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan sesi I Kamis (23/4/2020), kabar baiknya lagi, investor asing akhirnya net buy atau melakukan beli bersih.
Begitu perdagangan hari ini dibuka, IHGS langsung masuk ke zona hijau. Apresiasi terus bertambah hingga 1,22% ke 4.623,443 yang menjadi level tertinggi intraday. Di akhir sesi I, penguatan IHSG terpangkas menjadi 0,93% di 4.610.05.
Selain mampu menguat, invesestor asing akhirnya melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 28,27 miliar di pasar reguler dan non-reguler. Total nilai transaksi di sesi I tercatat sebesar Rp 3,16 triliun.
Harga minyak mentah yang mulai merangkak naik membuat sentimen pelaku pasar membaik. Minyak jenis Brent menguat sekitar 3% dan kembali ke atas US$ 20/barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat nyaris 4% diperdagangkan di kisaran US$ 14/barel pagi ini, berdasarkan data Refinitiv.
Sebelumnya di awal pekan, jagat finansial dibuat heboh kemarin setelah harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri perdagangan Senin di wilayah minus. Berdasarkan dara Refinitiv, minyak WTI sempat ambles hingga US$ -40,32/barel sebelum mengakhiri perdagangan di US$ -37,63/barel atau ambles 305,97% di awal pekan.
Harga minyak WTI minus merupakan untuk kontrak Mei yang expired pada Selasa (21/4/2020), dan kontrak yang paling aktif diperdagangkan adalah kontrak bulan Juni. Di akhir perdagangan Senin, minyak WTI kontrak Juni berada di level US$ 20,43/barel dan lebih tepat menggambarkan pasar minyak mentah yang sebenarnya.
Namun, pada hari Selasa minyak WTI kontrak Juni tersebut akhirnya ambles juga, sempat menyentuh level terendah intraday US$ 6,5/barel sebelum mengakhiri perdagangan di level US$ 11,57/barel. Harga minyak Brent juga ikut ambles ke bawah US$ 20/barel dan mencapai level terendah sejak 2001.
Rabu kemarin, minyak akhirnya pulih meski sempat mengalami aksi jual di awal perdagangan. Pulihnya harga minyak sejak kemarin membuat bursa saham Eropa dan Amerika Serikat (Wall Street) menguat. Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street mengirim sentimen positif ke pasar Asia hari ini, termasuk ke IHSG.
Di luar gejolak harga minyak, sebenarnya ada kabar bagus dari Eropa dan AS, juga dari dalam negeri.
Negara-negara Eropa mulai membuka karantina wilayah (lockdown) setelah penyebaran COVID-19 melambat. Italia berencana membuka lockdown secara bertahap pada 4 Mei nanti. Italia dan Spanyol sudah mengijinkan warganya mulai beraktivitas sejak pekan lalu.
Kemudian Jerman juga mulai mengizinkan warganya beraktivitas, toko-toko kecil sudah diizinkan buka kembali sejak Senin, dan sekolah mulai aktif lagi per 4 Mei. Belanda juga berencana membuka lockdown secara bertahap mulai 11 Mei.
Roda bisnis di Eropa yang mulai berputar kembali tentunya menjadi kabar bagus, perekonomian global bisa perlahan bangkit dari keterpurukan.
Selain itu, dari AS, Senat AS telah menyetujui paket stimulus terbaru senilai US$ 484 miliar, dan akan diserahkan ke House of Representative (DPR) AS untuk di-voting yang diharapkan akan dilakukan pada hari ini.
Dari total paket tersebut, US$ 310 miliar ditujukan ditujukan untuk memberi bantuan kepada UMKM, sisanya akan diberikan ke rumah sakit serta untuk memperluas tes COVID-19.
Paket stimulus ini merupakan tambahan dari stimulus jumbo US$ 2 triliun yang sudah digelontorkan beberapa pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sesi II Asing Obral Saham, Penguatan IHSG Menipis Jadi 0,57%
Begitu perdagangan hari ini dibuka, IHGS langsung masuk ke zona hijau. Apresiasi terus bertambah hingga 1,22% ke 4.623,443 yang menjadi level tertinggi intraday. Di akhir sesi I, penguatan IHSG terpangkas menjadi 0,93% di 4.610.05.
Selain mampu menguat, invesestor asing akhirnya melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 28,27 miliar di pasar reguler dan non-reguler. Total nilai transaksi di sesi I tercatat sebesar Rp 3,16 triliun.
Sebelumnya di awal pekan, jagat finansial dibuat heboh kemarin setelah harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri perdagangan Senin di wilayah minus. Berdasarkan dara Refinitiv, minyak WTI sempat ambles hingga US$ -40,32/barel sebelum mengakhiri perdagangan di US$ -37,63/barel atau ambles 305,97% di awal pekan.
Harga minyak WTI minus merupakan untuk kontrak Mei yang expired pada Selasa (21/4/2020), dan kontrak yang paling aktif diperdagangkan adalah kontrak bulan Juni. Di akhir perdagangan Senin, minyak WTI kontrak Juni berada di level US$ 20,43/barel dan lebih tepat menggambarkan pasar minyak mentah yang sebenarnya.
Namun, pada hari Selasa minyak WTI kontrak Juni tersebut akhirnya ambles juga, sempat menyentuh level terendah intraday US$ 6,5/barel sebelum mengakhiri perdagangan di level US$ 11,57/barel. Harga minyak Brent juga ikut ambles ke bawah US$ 20/barel dan mencapai level terendah sejak 2001.
Rabu kemarin, minyak akhirnya pulih meski sempat mengalami aksi jual di awal perdagangan. Pulihnya harga minyak sejak kemarin membuat bursa saham Eropa dan Amerika Serikat (Wall Street) menguat. Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street mengirim sentimen positif ke pasar Asia hari ini, termasuk ke IHSG.
Di luar gejolak harga minyak, sebenarnya ada kabar bagus dari Eropa dan AS, juga dari dalam negeri.
Negara-negara Eropa mulai membuka karantina wilayah (lockdown) setelah penyebaran COVID-19 melambat. Italia berencana membuka lockdown secara bertahap pada 4 Mei nanti. Italia dan Spanyol sudah mengijinkan warganya mulai beraktivitas sejak pekan lalu.
Kemudian Jerman juga mulai mengizinkan warganya beraktivitas, toko-toko kecil sudah diizinkan buka kembali sejak Senin, dan sekolah mulai aktif lagi per 4 Mei. Belanda juga berencana membuka lockdown secara bertahap mulai 11 Mei.
Roda bisnis di Eropa yang mulai berputar kembali tentunya menjadi kabar bagus, perekonomian global bisa perlahan bangkit dari keterpurukan.
Selain itu, dari AS, Senat AS telah menyetujui paket stimulus terbaru senilai US$ 484 miliar, dan akan diserahkan ke House of Representative (DPR) AS untuk di-voting yang diharapkan akan dilakukan pada hari ini.
Dari total paket tersebut, US$ 310 miliar ditujukan ditujukan untuk memberi bantuan kepada UMKM, sisanya akan diberikan ke rumah sakit serta untuk memperluas tes COVID-19.
Paket stimulus ini merupakan tambahan dari stimulus jumbo US$ 2 triliun yang sudah digelontorkan beberapa pekan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sesi II Asing Obral Saham, Penguatan IHSG Menipis Jadi 0,57%
Most Popular