Terperosok Semakin Dalam, Sekarang Rupiah Terlemah di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 April 2020 10:21
rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah melemah di perdagangan pasar spot.

Pada Rabu (22/4/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 15.567. Rupiah menguat 0,49% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah malah merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 15.520 di mana rupiah melemah 0,78%. 

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah 0,65%. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah semakin dalam dan dolar AS mulai nyaman di kisaran Rp 15.500.


Tidak cuma rupiah, sejumlah mata uang utama Asia juga melemah di 'arena' pasar spot. Namun depresiasi 0,78% sudah cukup untuk mengantar rupiah jadi yang terlemah di Asia.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:16 WIB:

 


Dolar AS memang sedang jadi incaran pelaku pasar. Pada pukul 09:48 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini sudah menguat 0,78%.

Investor memburu dolar karena khawatir akan masa depan perekonomian dunia yang sepertinya sangat suram. Aura ekonomi global yang gloomy terpancar dari harga minyak.

Pada pukul 09:51 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 18,55/barel sementara light sweet di US$ 12,63/barel. Harga sudah kompak di bawah US$ 20/barel, sesuatu yang kali terakhir terjadi pada 2001.


"Harga minyak sangat mengerikan. Ini menggambarkan fakta bahwa pasokan dan permintaan sudah hancur," tegas Kyle Rodda, Market Analyst di IG Market yang berbasis di Melbourne (Australia), seperti dikutip dari Reuters.

Rystad Energy, lembaga riset yang berkantor pusat di Oslo (Norwegia), memperkirakan permintaan minyak dunia tahun ini turun 27,5 juta barel/hari. Ini gara-gara kebijakan pembatasan sosial (social distancing) untuk mencegah penyebaran virus corona yang membuat mobil dan sepeda motor terparkir di rumah dan pesawat terbang nganggur di hanggar.

Sementara pasokan minyak malah bertambah kala permintaan turun. Survei Reuters menunjukkan produksi di 10 negara utama OPEC pada Maret 2020 adalah 25,07 juta barel/hari. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 24,82 juta barel/hari.

Reuters
 
"Penutupan pabrik dan larangan perjalanan untuk meredam penyebaran virus corona membuat harga minyak anjlok. Sekarang investor kembali risk-off (menghindari risiko) sehingga dolar AS mengambil keuntungan," kata Minh Trang, Senior FX Trader di Silicon Valley Bank yang berbasis di California (AS), dikutip dari Reuters.

Kalau dolar AS perkasa, berarti ada mata uang yang menjadi 'tumbal'. Sayangnya, rupiah adalah salah satu 'tumbal' tersebut.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular