
IMF Spring Meeting, Ini Tiga Prioritas Bagi Seluruh Negara

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, dalam agenda kebijakan global pada pertemuan Komite Moneter dan Finasial Internasional (IMFC) Kamis kemarin (16/4/2020) menyoroti tiga prioritas bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia.
Prioritas tersebut yaitu melindungi kehidupan, melindungi mata pencaharian, dan merencanakan pemulihan, dengan waktu ekstra dan tindakan yang luar biasa dalam menghadapi kondisi saat ini.
Kristalina mengatakan, "Kenyataannya adalah bahwa siapa pun yang berjuang melawan virus COVID-19 adalah perjuangan semua orang. Lebih dari sebelumnya kita membutuhkan solidaritas global, tekad bersama, dan upaya internasional yang terkoordinasi. Dan dengan begitu banyak negara kekurangan sumber daya, kita perlu memberikan lebih banyak dukungan kepada mereka yang paling membutuhkan, ".
IMF mengatakan wabah global virus corona adalah krisis yang tidak ada duanya dan menimbulkan tantangan yang menakutkan bagi para pembuat kebijakan di banyak pasar negara berkembang dan negara berkembang (emerging market and developing economies/EMDEs), terutama di mana pandemi menghadapi sistem kesehatan masyarakat yang lemah, kendala kapasitas, dan ruang kebijakan terbatas untuk mengurangi dampak wabah.
Dampak ekonomi yang parah pada paruh pertama 2020 tidak bisa dihindari. Proyeksi jangka menengah diselimuti oleh ketidakpastian mengenai besarnya dan kecepatan penyebaran pandemi, serta dampak jangka panjang dari langkah-langkah untuk mengendalikan wabah, seperti larangan bepergian dan jarak sosial.
Namun, sebagian besar EMDEs sudah mengalami gangguan pada rantai nilai global, investasi asing langsung yang lebih rendah, arus keluar modal, kondisi pembiayaan yang lebih ketat, penerimaan pariwisata dan pengiriman uang yang lebih rendah, dan tekanan harga untuk beberapa impor penting seperti makanan dan obat-obatan.
Eksportir komoditas harus menyerap, di samping itu, penurunan tajam dalam harga ekspor, terutama untuk minyak.
Lebih jauh, di sebagian besar negara, wabah virus corona menghasilkan kebutuhan pengeluaran kesehatan yang tidak terduga dan kehilangan pendapatan ketika aktivitas melambat.
Mengatasi tantangan-tantangan ini sangat sulit bagi negara-negara dengan kapasitas administrasi yang terbatas, kendala pendanaan eksternal yang ketat dan atau tingkat utang yang sudah tinggi, dan karenanya memerlukan dukungan substansial dari komunitas internasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Saat IMF Bicara Ekonomi Moncer, Harga Batu Bara Kok Nyungsep?