Analisis Teknikal

Hari Terakhir Perdagangan Pekan Ini, IHSG Berpotensi Hijau

Haryanto, CNBC Indonesia
17 April 2020 08:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat ini (17/4/2020) berpotensi menguat mengikuti kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS) yang masuk ke zona hijau karena data klaim tunjangan pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis (16/4/2020) bursa saham Tanah Air IHSG membukukan penurunan 3,14% ke level 4.480,61 dengan rentang harga tertinggi 4.625,91 dan terendah 4.463,81, karena investor asing masih menjaga jarak.

Berdasarkan catatan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Kamis kemarin sebesar Rp 6,54 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 1,19 triliun di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham yang mendorong penurunan di antaranya PT Terrefra Asia energy Tbk (TGRA) (-6,98%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) (-6,97%), PT Adaro Energy Tbk (ADRO) (-6,70%), Sedangkan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) (-6,67%) dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC) (-6,58%).



Sementara bursa saham Wall Street yang merupakan acuan atau barometer dari bursa saham global pada penutupan perdagangan pagi dini hari tadi masuk ke zona hijau karena data klaim tunjangan pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 33,33 poin, atau 0,1%, menjadi 2.337,68, menghapus kerugian di awal perdagangan. S&P 500 naik 16,19 poin, atau 0,6%, menjadi 2.799,55 dan Nasdaq Composite naik 139,19 poin, atau 1,7% menjadi 8532,36.

Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan ada 5,245 juta orang Amerika mengajukan klaim tunjangan pengangguran pada periode seminggu hingga 11 April kemarin. Kendati demikian, rilis data ini masih lebih baik atau sedikit menurun dari yang diperkirakan ekonom untuk peningkatan 5,35 juta dan di periode sebelumnya yang mencapai 6,615 juta orang.

Pada catatan pukul 07:25 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) melonjak 3% menjadi 24.133, sedangkan indeks S&P 500 naik 2,65% pada 2.861 dan indeks Nasdaq 100 melesat 1,8% menjadi 8.888.

Pada perdagangan pagi ini Jumat (17/4/2020) lonjakan kontrak futures kemungkinan menjadi  sentimen positif IHSG untuk menghijau.

 

Foto: Revinitif

 

Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Moving Average periode 20 (MA-20) yang artinya pergerakan berdasarkan 20 bar atau batang sebelumnya secara nilai rata-rata harga penutupan per bar cenderung menurun (bearish) karena batang atau candle yang berada di bawah garis MA-20.

Saat ini mencoba bergerak ke level 0% Fibonacci Retracement di area 3.911,72, sedangkan untuk merubah tren menjadi bullish perlu melewati level 38,2% Fibonacci di 4.839,19.

Fibonacci Retracement adalah indikator yang digunakan sebagai alat ukur untuk mendapatkan area-area yang bisa dijadikan sebagai acuan kapan entry atau masuk dan kapan keluar (exit).

Sementara indikator Stochastic melalui metode penentuan area titik jenuh jual (oversold) di 80% dan area titik jenuh beli (overbought) di 20% dengan garis MA yang sudah saling berpotongan di atas area jenuh dan berlanjut menurun menandakan kecenderungan untuk turun lebih lanjut.

Secara keseluruhan, dari fundamental merespon kenaikan bursa saham AS Wall Street, dikombinasikan dengan teknikal yang berada di area jenuh beli (overbought). Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk sedikit koreksi sebelum rebound mengikuti bursa saham Wall Street.

Perlu melewati (break) salah satu level dari indikator Fibonacci Retracement, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular