
Impor Alat Kesehatan Didominasi Mafia, Erick: Lawan, Bongkar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut ketergantungan Indonesia dengan bahan baku dari impor menyebabkan banyaknya munculnya praktik-praktik kotor yang dilakukan oleh mafia.
"Kita yang harus peduli antara bangsa kita. Jangan semuanya ujung-ujungnya duit terus. Akhirnya kita terjebak short term policy [kebijakan jangka pendek]. Didominasi oleh mafia-mafia, trader-trader itu. Kita harus lawan dan Pak Jokowi punya keberpihakan itu," kata Erick di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Untuk itu dia mengharapkan agar seluruh pihak bekerjasama untuk menumpas praktik-praktik kotor tersebut.
Dia menyebutkan, hal ini bermula dari kebutuhan alat kesehatan dan farmasi dalam negeri yang masih bergantung pada pemenuhan dari luar negeri. Jumlahnya pun mencapai 90%, hanya 10% saja bahan baku yang bisa dipenuhi dari dalam negeri.
"Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak, janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan mesti impor, bahan baku musti impor. Saya minta semua yang hadir di sini punya komitmen secara pribadi, kita harus bongkar hal-hal itu," kata dia.
Pendiri Mahaka Media ini sangat menyayangkan kondisi industri farmasi yang 90% mengandalkan impor. Padahal dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini tiap-tiap negara diuji kekuatannya untuk mampu menjaga supply chain (rantai pasok) dari dalam negeri. Sebab saat ini seluruh negara saat ini berebut untuk mendapatkan bahan baku demi memenuhi kebutuhan negaranya.
"Mohon maaf kalau saya bicara ini, sangat menyedihkan kalau negara sebesar Indonesia ini 90% bahan baku dari luar negeri untuk industri obat. Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri," kata Erick.
Untuk itu, dia mendorong mulai adanya kemandirian dalam hal bahan baku secara bertahap untuk perusahaan-perusahaan farmasi tersebut.
"Kalau hari ini 10%, tahun depan 30%, tahun depannya lagi 50%. Kita juga tidak anti impor. Memang ada beberapa yang tidak bisa dilakukan, tapi yang kita bisa lakukan, harus bisa," kata Erick.
(tas/tas) Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN
