Rupiah Masih Kuat Lawan Dolar Australia di Rp 9.804/AU$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 April 2020 14:03
FILE PHOTO: Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz/File Photo
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah memang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan dolar Singapura, tetapi di hadapan dolar Australia masih cukup perkasa.

Pada pukul 13:10 WIB, AU$ setara Rp 9.804,69, dolar Australia melemah 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Sentimen pelaku pasar yang kurang bagus setelah Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memprediksi resesi global yang dalam akibat penyakit virus corona (COVID-19), cukup membebani rupiah yang merupakan mata uang emerging market.



IMF dalam laporan terbaru yang diberi judul The Great Lockdown, memperkirakan ekonomi global akan mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif (-3%) pada tahun ini. Anjlok 6,3 poin persentase dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Januari.

Lembaga yang berkantor pusat di Washington tersebut juga menyatakan krisis yang terjadi kali ini jauh lebih parah dibandingkan dengan krisis finansial global tahun 2008.

"Ini adalah krisis yang tidak sama dengan krisis lainnya. Sekarang begitu banyak ketidakpastian tentang bagaimana hidup dan kehidupan manusia. Kita bergantung kepada epidemologi dari sang virus, efektivitas upaya pencegahan penularan, pengembangan vaksin, yang semuanya tidak mudah untuk diprediksi," sebut Gita Gopinath, Penasihat Ekonomi IMF.

Sementara itu Biro Statistik Australia hari ini melaporkan tingkat pengangguran naik menjadi 5,2% di bulan Maret, dari bulan sebelumnya 5,1%. Kenaikan tersebut lebih baik dari prediksi Reuters sebesar 5,5%.

Meski demikian lembaga tersebut menyatakan data di bulan Maret hanya menghitung hingga pekan kedua saja, sebelum Australia menerapkan kebijakan lockdown guna meredam pandemi COVID-19.

Ahli Strategi valas National Australia Bank, Rodrigo Catril, dalam catatan yang dikutip CNBC International menyatakan kabar utama seputar pandemi COVID-19 masih memberikan gambaran yang suram.

Di Australia hingga saat ini tercatat ada 5.925 kasus positif COVID-19, dengan 63 orang meninggal dunia, dan 2,186 sembuh. Sementara di Indonesia hingga Rabu kemarin tercatat ada 5.136 kasus, dengan 469 meninggal dunia dan 446 dinyatakan sembuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular