'Jamu' BI Manjur, Dolar Singapura Turun Dekati Rp 11.000/SG$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 April 2020 10:33
dollar singapura
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (15/4/2020), semakin mendekati level Rp 11.000/SG$. Stimulus moneter terbaru dari Bank Indonesia (BI) yang diumumkan Selasa sore menjadi "jamu" bagi rupiah untuk kembali perkasa.

Pada pukul 10:06 WIB, SG$ 1 setara Rp 11.008,2, dolar Singapura melemah 0,26% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Untuk diketahui, dolar Singapura mencapai rekor penutupan perdagangan termahal sepanjang sejarah Rp 11.511,04 pada 2 April lalu. Jika dilihat dari posisi tersebut hingga hari ini, Mata Uang Negeri Merlion sudah ambles 4,37%.



Gubernur BI, Perry Warjiyo, melalui video conference Selasa kemarin mengumumkan suku bunga (7 Day Reverse Repo rate) tetap sebesar 4,5%, lending facility menjadi 5,25% dan deposit facility 3,75%.

Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang saat ini masih relatif tinggi, meskipun BI tetap melihat adanya ruang penurunan suku bunga dengan rendahnya tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tetapi Perry menegaskan untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional dari dampak COVID-19, Bank Indonesia akan meningkatkan pelonggaran moneter melalui instrumen kuantitas (quantitative easing).

"Untuk dukung upaya pemulihan ekonomi nasional, BI melakukan pelonggaran moneter," kata Perry, Selasa (14/4/2020).

"BI menurunkan GWM rupiah sebesar 200 bps untuk bank umum konvensional dan 50 bps untuk bank umum syariah. Berlaku 1 Mei 2020," imbuh Perry.

Perry mengatakan, dengan penurunan GWM tersebut maka akan tersedia likuiditas tambahan hingga Rp 102 triliun.



Selain itu BI juga melakukan ekspansi operasi moneter melalui penyediaan term-repo kepada bank-bank dan korporasi dengan transaksi underlying SUN/SBSN dengan tenor sampai dengan 1 (satu) tahun.

BI juga tidak memberlakukan kewajiban tambahan Giro untuk pemenuhan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) baik terhadap Bank Umum Konvensional maupun Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah untuk periode 1 (satu) tahun, mulai berlaku 1 Mei 2020.

Perdagangan di pasar Indonesia sudah tutup saat Perry mengumumkan kebijakan tersebut, dampaknya baru terasa pada hari ini. Rupiah pun kembali perkasa, dan dolar Singapura menjadi salah satu korbannya.

TIM RISET CNCB INDONESIA
(pap/pap) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular