Nyaris di Bawah Rp 11.000/SG$, Dolar Singapura Balik Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 April 2020 10:33
dollar singapura
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat pada perdagangan Selasa (14/4/2020) setelah melemah cukup tajam Senin kemarin hingga mendekati level Rp 11.000/SG$.

Pada pukul 9:30 WIB, SG$ 1 setara Rp 11.075,77, dolar Singapura menguat 0,39% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Senin kemarin, dolar Singapura melemah 1,29% ke Rp 11.032/SG$.

Selain itu, jika dilihat dari rekor penutupan perdagangan termahal sepanjang sejarah Rp 11.574,53, dolar Singapura sudah ambles 4,68%. Pelemahan tersebut tentunya cukup tajam dan memicu koreksi, apalagi baik Singapura dan Indonesia masih mengahadapi pandemi virus corona (COVID-19) yang mengancam perekonomian.



Pada pekan lalu, Pemerintah Singapura sudah resmi menerapkan aturan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker". Warga diminta untuk tetap di rumah, tempat kerja ditutup mulai Selasa (7/4/2020) kemarin, dan sekolah diliburkan sehari setelahnya.

Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka. Status ini, menurut Perdana Menteri Lee Hsien Loong dilakukan guna memutus rantai penyebaran pandemi corona (COVID-19).

Sementara itu di Indonesia, DKI Jakarta sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak 10 April lalu. Sementara beberapa wilayah di Jawa Barat akan menerapkan PSBB mulai 15 April nanti. Beberapa wilayah juga akan menyusul.

Selain itu, Presiden Joko Widodo memutuskan Indonesia dalam keadaan bencana nasional akibat COVID-19 Senin kemarin. Keputusan bahwa Indonesia dalam status bencana nasional ini ia tetapkan lewat lewat Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional.



Meski dolar Singapura sedang menguat pagi ini, tetapi tidak menutup kemungkinan akan berbalik arah. Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter siang ini dapat menjadi penggerak kurs rupiah. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI diprediksi akan memangkas suku bunga acuan (7 Day Reverse Repo Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%.

Jika keputusan tersebut disambut positif oleh pelaku pasar, rupiah berpeluang kembali perkasa dan ke bawah Rp 11.000/SG$.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular