
Sudah Menguat Kebangetan, Rupiah Kini Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 April 2020 09:14

Sepertinya investor khawatir dengan pandemi virus corona, terutama di negara asalnya yaitu China. Pada 12 dan 13 April, pasien positif corona di Negeri Tirai Bambu bertambah masing-masing 0,14%. Ini adalah laju tercepat sejak 28 Maret.
Kasus corona relatif stabil dan terjaga di China. Namun karena statusnya sebagai ground zero penyebaran virus corona, setiap kenaikan akan mendapat persepsi bahwa China bakal memasuki penyebaran fase II.
Baca: Kasus Corona di China Naik Lagi, Pasar Saham Gimana Hari Ini?
Kini, China malah mewaspadai penularan dari luar negeri (imported case). Pemerintah China memperketat penjagaan di perbatasan dengan negara lain, seperti Rusia.
"Imported case masih sangat berisiko tinggi pada minggu April. Perbatasan kami begitu panjang, dan banyak wilayah yang bergunung-gunung, jalan tikus, penyeberangan kapal, situasinya sangat kompleks," kata Liu Haitao, seorang petugas imigrasi China, seperti diberitakan Reuters.
Apa yang terjadi di China membuat investor (dan seluruh dunia) cemas. Jangan-jangan kasus corona di AS dan Eropa yang kini mulai mereda hanya sebuah jeda waktu untuk menyambut penyebaran gelombang berikutnya...
Kekhawatiran itu yang membuat pelaku pasar masih berpikir dua kali untuk masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang. Akibatnya, pasar keuangan Asia masih diwarnai volatilitas yang tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Kasus corona relatif stabil dan terjaga di China. Namun karena statusnya sebagai ground zero penyebaran virus corona, setiap kenaikan akan mendapat persepsi bahwa China bakal memasuki penyebaran fase II.
Kini, China malah mewaspadai penularan dari luar negeri (imported case). Pemerintah China memperketat penjagaan di perbatasan dengan negara lain, seperti Rusia.
"Imported case masih sangat berisiko tinggi pada minggu April. Perbatasan kami begitu panjang, dan banyak wilayah yang bergunung-gunung, jalan tikus, penyeberangan kapal, situasinya sangat kompleks," kata Liu Haitao, seorang petugas imigrasi China, seperti diberitakan Reuters.
Apa yang terjadi di China membuat investor (dan seluruh dunia) cemas. Jangan-jangan kasus corona di AS dan Eropa yang kini mulai mereda hanya sebuah jeda waktu untuk menyambut penyebaran gelombang berikutnya...
Kekhawatiran itu yang membuat pelaku pasar masih berpikir dua kali untuk masuk ke aset-aset berisiko di negara berkembang. Akibatnya, pasar keuangan Asia masih diwarnai volatilitas yang tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular