Analisis Teknikal

Positif Covid-19 di RI Lebih 4.200, Begini Arah Gerak IHSG

Haryanto, CNBC Indonesia
13 April 2020 08:06
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan awal pekan ini (13/4/2020) berpotensi menguat merespon kinerja bursa saham Amerika Serikat (AS)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini (13/4/2020) berpotensi menguat merespons kinerja positif bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, akhir pekan lalu setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The  Federal Reserve (The Fed) menyampaikan stimulus senilai US$ 2,3 triliun.

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis (9/4/2020) IHSG membukukan kenaikan tipis 0,48% ke level 4.649,08 dengan rentang harga tertinggi 4.669,71 dan terendah 4.562,90. IHSG sempat terombang-ambing sebelum akhirnya ditutup menguat setelah mendapati penyebaran wabah virus corona menunjukkan perlambatan.

Hingga kemarin, Minggu (12/4/2020), jumlah pasien positif corona (COVID-19) di Indonesia mencapai 4.241 kasus positif. Total kasus sembuh sebanyak 359 kasus.

Sementara itu, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan Kamis kemarin sebesar Rp 6,75 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 514,18 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham yang mendorong kenaikan di antaranya PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) (34,41%), PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) (16,67%), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) (10,53%), Sedangkan PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKI) (10,31%) dan PT Elnusa Tbk (ELSA) (9,71%).

Sementara bursa saham Wall Street yang merupakan acuan atau barometer dari bursa saham global pada penutupan perdagangan Jumat mengalami lonjakan di tengah optimisme investor yang tumbuh setelah The Fed AS kembali meluncurkan program mega stimulus senilai US$ 2,3 triliun guna mendukung perekonomian akibat pandemi Covid-19.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 285,80 poin atau 1,2% menjadi 23.719,37, Nasdaq naik 0,8% pada 8.153,58 dan S&P 500 menguat 1,5% menjadi 2.789,82.

Untuk minggu kemarin, S&P 500 melonjak 12,1%. Itu adalah kenaikan satu minggu terbesar sejak 1974, ketika rally lebih dari 14%. Nasdaq memiliki minggu terbaik sejak 2009, melonjak 10,6%. Dow Jones melonjak lebih dari 12% untuk salah satu keuntungan mingguan terbesarnya yang pernah tercatat. Mengutip dari CNBC Internasional.

Pada catatan pukul 07:20 WIB Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) kontrak berjangka (futures) koreksi 1,3% menjadi 23.302, sedangkan indeks S&P 500 turun 1,4% pada 2.741 dan indeks Nasdaq 100 melemah 1,36% menjadi 8.115.

Pada perdagangan pagi ini Senin (13/4/2020) koreksi di bursa saham Wall Street futures (kontrak berjangka) kemungkinan menjadi  sentimen negatif IHSG untuk terkoreksi.

 

Foto: Revinitif

 

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Moving Average periode 5 (MA-5) yang artinya pergerakan berdasarkan 5 bar atau batang sebelumnya secara nilai rata-rata harga penutupan per bar masih menunjukkan penurunan (bearish) karena batang atau candle yang berada di bawah garis MA-5.

Saat ini mencoba menembus level support pertama (S1) di 4.585 dan berlanjut ke area S2 di 4.505, sedangkan untuk merubah tren menjadi bullish perlu melewati resistance pertama (R1) yang berada di 4.700 hingga area R2 di 4.750.

Sementara indikator Stochastic melalui metode penentuan area titik jenuh jual (oversold) di 80% dan area titik jenuh beli (overbought) di 20% dengan garis MA yang sudah saling berpotongan di atas area jenuh beli menandakan kecenderungan untuk turun (bearish) lebih lanjut.

Medote pembacaan batang lilin (candlestick) menunjukkan pola badan (body) yang kecil, menggambarkan kekuatan bullish dan bearish sama besarnya yang mencerminkan keragu-raguan pasar, meski saat ini lebih didominasi kekuatan bearish.

Secara keseluruhan, dari fundamental merespon lonjakan bursa saham AS Wall Street, dikombinasikan dengan teknikal yang masih dalam tren bearish mencoba menembus area support. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk sedikit koreksi sebelum rebound mengikuti bursa saham Wall Street.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular