
Round Up Sepekan
Dibantu The Fed, Rupiah Libas Dolar AS & Jadi Jawara Asia
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 April 2020 11:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat signifikan pekan ini dan mengantarkan mata uang Garuda menjadi jawara di Benua Asia.
Sepekan terakhir nilai tukar rupiah mengalami kenaikan 3,7% (week on week/wow) di hadapan dolar greenback. Rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik pekan ini di Benua Asia disusul oleh won Korea Selatan yang menguat 1,9% (wow) dan dolar Singapura yang terapresiasi sebesar 1,7% (wow).
Mata uang Asia memang cenderung mengalami penguatan pada sepekan terakhir. Sentimen positif terkait perkembangan terbaru kasus corona menjadi salah satu faktor pemicunya.
Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari - 6 April, rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona sebesar 12,52% per hari. Sejak minggu terakhir Maret, laju pertumbuhan turun menjadi single digit atau 9,67% per hari.
Kabar tersebut lantas membuat selera investor terhadap aset-aset berisiko agak membaik karena melihat adanya peluang pandemi corona akan segera berakhir dan ekonomi akan berangsur pulih.
Jika berkaca pada China, ketika jumlah kasus sudah mulai turun secara signifikan dan wabah sudah mulai mencapai puncaknya, ekonomi Tiongkok pun menggeliat. Hal itu tercermin dari angka Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur China yang mulai mengindikasikan ekspansi di bulan Maret.
Pada bulan Februari, angka PMI manufaktur China anjlok ke level 35,7. Namun di bulan Maret ketika orang-orang di China sudah kembali bekerja, sektor manufaktur China pun mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari kenaikan angka PMI manufaktur menjadi 50,2. Artinya sektor manufaktur yang tadinya terkontraksi menjadi ekspansif.
Harapan ini lah yang saat ini dirasakan oleh pelaku pasar saat melihat adanya tanda-tanda penurunan kasus dan wabah sudah mencapai puncak secara global walau di sebagian negara masih melaporkan lonjakan kasus.
Sepekan terakhir nilai tukar rupiah mengalami kenaikan 3,7% (week on week/wow) di hadapan dolar greenback. Rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik pekan ini di Benua Asia disusul oleh won Korea Selatan yang menguat 1,9% (wow) dan dolar Singapura yang terapresiasi sebesar 1,7% (wow).
Secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari - 6 April, rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona sebesar 12,52% per hari. Sejak minggu terakhir Maret, laju pertumbuhan turun menjadi single digit atau 9,67% per hari.
Kabar tersebut lantas membuat selera investor terhadap aset-aset berisiko agak membaik karena melihat adanya peluang pandemi corona akan segera berakhir dan ekonomi akan berangsur pulih.
Jika berkaca pada China, ketika jumlah kasus sudah mulai turun secara signifikan dan wabah sudah mulai mencapai puncaknya, ekonomi Tiongkok pun menggeliat. Hal itu tercermin dari angka Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur China yang mulai mengindikasikan ekspansi di bulan Maret.
Pada bulan Februari, angka PMI manufaktur China anjlok ke level 35,7. Namun di bulan Maret ketika orang-orang di China sudah kembali bekerja, sektor manufaktur China pun mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari kenaikan angka PMI manufaktur menjadi 50,2. Artinya sektor manufaktur yang tadinya terkontraksi menjadi ekspansif.
Harapan ini lah yang saat ini dirasakan oleh pelaku pasar saat melihat adanya tanda-tanda penurunan kasus dan wabah sudah mencapai puncak secara global walau di sebagian negara masih melaporkan lonjakan kasus.
Next Page
Rupiah Undervalued & Berpeluang Menguat
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular