
Asing Kabur Rp 1,8 T Sepekan, Ini 5 Saham Terbanyak Dilepas!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,48% di level 4.649,08 pada perdagangan terakhir pekan ini yakni Kamis kemarin (9/4/2020. Dalam sepekan, IHSG mampu mencatatkan cuan tipis sebesar 0,55% dari Jumat pekan sebelumnya 4.623.
Data perdagangan Bursa Eek Indonesia (BEI) mencatat, asing tercatat keluar Rp 509,44 miliar di semua pasar, terbesar di pasar reguler Rp 398,62 miliar dalam sehari kemarin.
Dalam sepekan, asing masih mencatatkan net sell alias jual bersih Rp 1,87 triliun di semua pasar, di antaranya Rp 1,65 triliun di pasar reguler.
Data BEI mencatat ada lima saham yang banyak dilepas asing dalam sepekan:
1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), asing keluar Rp 755,42 miliar, harga saham minus 2,79% di level Rp 2.790/saham.
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), asing keluar Rp 196,61 miliar, harga saham naik 3,64% di level Rp 3.990/saham.
3. PT Astra International Tbk (ASII), asing net sell Rp 155,02 miliar, harga saham melesat 4,07% di level Rp 4.090/saham.
4. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), asing melepas Rp 146,53 miliar, harga saham naik 5,36% di level Rp 700/saham.
5. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), harga saham minus 0,32% di level Rp 3.120/saham.
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, beberapa data ekonomi dalam negeri menjadi sentimen negatif yang diserap investor asing.
Bank Indonesia (BI) melaporkan penjualan ritel pada Februari 2020 terkontraksi (tumbuh negatif) -0,8% secara year-on-year (YoY). Lebih dalam ketimbang kontraksi bulan sebelumnya yaitu -0,3% YoY.
Bahkan pada Maret 2020, BI memperkirakan kontraksi penjualan ritel lebih parah lagi yaitu -5,4%. Jika itu terjadi, maka akan menjadi yang terendah sejak September 2011.
Sebelumnya, BI mengumumkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2020 sebesar 113,8. Konsumen masih pede, karena nilai indeks di atas 100.
Ditambah lagi ada rilis data cadangan devisa (cadev) yang pada akhir Maret sebesar US$ 121 miliar. Turun US$ 9,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.
Cadangan devisa US$ 121 miliar adalah yang terendah sejak Mei tahun lalu. Koreksi US$ 9,4 miliar dalam menjadi yang terdalam sejak September 2011.
Meski demikian Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa minat investor asing terhadap instrumen investasi sebetulnya masih tinggi, terutama ke obligasi negara. Kendati secara tahun berjalan atau year to date (ytd) hingga 30 Maret lalu masih terjadi aliran modal keluar mencapai Rp 145 triliun.
"Minat investasi [asing] ke Indonesia masih tinggi, meski demikian year to date terjadi net outflow, ytd naik dari saham dan obligasi, outflow Rp 145 triliun, terdiri dari Rp 131,1 triliun dan saham sekitar Rp 9,9 triliun," kata Perry, dalam update perkembangan ekonomi RI, lewat video conference, Selasa (31/3/2020).
(tas/tas) Next Article Ada Apa yah, kok Transaksi Saham RI di Bawah Rp 8 T/hari?