Dolar Kebangetan Perkasanya! Rupiah Terlemah Kedua di Asia...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2020 10:24
Dolar Kebangetan Perkasanya! Rupiah Terlemah Kedua di Asia...
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun di pasar spot, rupiah masih saja merah.

Pada Kamis (9/4/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 16.241 Rupiah menguat tipis hampir flat di 0,02% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah masih belum bisa menyeberang ke zona hijau. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 16.200, di mana rupiah menguat 0,31%.

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah tipis 0,03%. Selepas itu depresiasi rupiah semakin dalam.


Sedangkan mata uang Asia lainnya juga masih cenderung melemah di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya ringgit Malaysia dan dolar Taiwan yang mampu menguat.

Namun depresiasi rupiah yang semakin dalam membuat posisinya di 'klasemen' mata uang Asia melorot. Rupiah kini berada di peringkat kedua dari bawah, hanya unggul dari rupee India.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:05 WIB:





Keperkasaan dolar AS masih berlanjut secara global. Pada pukul 09:47 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini sudah melesat 3,87%.  

Dalam situasi penuh ketidakpastian akibat pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19), paling aman memang memegang dolar AS. Maklum, dolar AS adalah mata uang global yang diterima di mana saja. Siapa yang tidak mau memiliki mata uang yang bisa menyelesaikan urusan ekspor-impor, investasi, pembayaran utang, dividen, dan sebagainya?

Selain itu, investor juga mengincar dolar AS untuk dibelikan obligasi pemerintah Negeri Adidaya. Di antara obligasi negara-negara maju, US Treasury Bonds memberi keuntungan tertinggi.



"Di AS, Anda akan mendapatkan pertumbuhan ekonomi terbaik di antara negara-negara maju. Plus yield (imbal hasil)," ujar Clifton Hill, Global Macro Portfolio Manager di Acadian Asset Management, seperti dikutip dari Reuters.

Apa boleh buat, dolar AS memang lagi-lagi menjadi raja mata uang dunia seperti pada 2018. Selama pandemi virus corona belum pergi, sepertinya mata uang lain harus menerima kenyataan ini. Termasuk rupiah.

Reuters


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular