
Waspada, pada Sesi II IHSG Masih Berpotensi Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari Rabu (8/4/2020) terkoreksi 3,16% ke level 4.627,71 karena investor lari ke aset pendapatan tepat (fixed income).
Hal ini tercermin dengan harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari ini, terapresiasi setelah bank Indonesia (BI) menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Bank Sentral AS menyiapkan stok dolar hingga US$ 60 miliar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 3,26 triliun dengan jual bersih (net sell) asing sebesar Rp 336,49 miliar.
Saham-saham yang menjadi pendorong koreksi IHSG di antaranya saham PT PP Properti Tbk (PTPP) (-6,90%), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) (-6,61%), PT PP (Persero) Tbk (PTPP) (-6,58%), sedangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) (-6,56%) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) (-6,44%).
Penurunan IHSG juga karena investor asing masih terlihat menjaga jarak dari bursa saham tanah air. Hal ini terlihat dari posisi jual bersih (net sell) asing yang mencapai Rp 336,49 miliar di seluruh pasar.
Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih melanjutkan koreksi karena sentimen wabah virus corona belum sepenuhnya pulih, sehingga investor lari ke aset pendapatan tetap. Secara teknikal terjadi titik jenuh beli (overbought). Simak! Analisis teknikal di bawah ini.
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), yang mulai menyempit memberikan kecenderungan pergerakan untuk terbatas (sideway) bahkan cenderung menurun. Mencoba menembus level support di 4.570 dan berlanjut ke area 4.510. Sementara resistance berada di 4.730 hingga area 4.840.
Sementara indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli atau jual terlihat bergerak ke bawah. Begitu juga dengan indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA yang sudah saling berpotongan di atas area jenuh beli (overbought) menandakan penurunan (bearish) lebih lanjut.
Secara keseluruhan, dari fundamental yang masih cukup negatif merespon penyebaran wabah virus corona. Dikombinasikan dengan teknikal yang mencoba menembus area support. Maka pergerakan IHSG selanjutnya diprediksi untuk kembali terkoreksi.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500