Mengacu Nielsen, Ini Saham yang Bakal Menangguk Berkah Corona

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
08 April 2020 07:23
Ini Emiten yang Produknya Laris di Krisis COVID-19
Foto: nielsen (ist)

Mengacu pada tren yang dipotret Nielsen tersebut, tidak berlebihan kiranya jika kita melihat adanya prospek penguatan kinerja emiten sektor konsumer, yang pada akhirnya bakal berujung pada kenakan indeks saham sektor konsumer, di mana 55 saham menjadi konstituennya.

Jika melihat bahwa penjualan makanan yang paling banyak diborong adalah bumbu masakan, minyak goreng dan mi goreng, maka pandangan kita tertuju PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya PT Indofood CBP Tbk (ICBP).

Indofood saat ini mengoperasikan 26 pabrik kelapa sawit dengan produk akhir salah satunya adalah minyak goreng. Penjualan divisi minyak dan lemak nabati per semester I-2019 tercatat naik 2% menjadi Rp 5,26 triliun.

Di sisi lain, ICBP adalah pemain utama mi, dengan menguasai pasar nyaris 80% dari mi nasional dan mengekspornya ke 60 negara di dunia. Per akhir tahun 2019, perseroan membukukan penjualan Rp 38,4 triliun, yang 70% di antaranya berasal dari bisnis mi instan.

Untuk produk home care dan personal care, maka PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang menjadi rajanya. Dari penjualan konsolidasi tahun lalu senilai Rp 42,9 triliun, produk home, beauty & personal care menyumbang nyaris 70% atau sekitar Rp 30 triliun.

Dari sektor farmasi, ada PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang saat ini menjadi salah satu pemain utama pasar produk kesehatan, dengan pangsa pasar sebesar 8%. Nilai penjualan divisi ini pada tahun lalu mencapai Rp 3,4 triliun, atau 2,8% dari total penjualan perseroan.

Selain mereka, ada pemain lain yang juga berpeluang meraup berkah dari krisis COVID-19, seperti PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan produk herbal, PT Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC) dan PT Darya Varya Laboratoria Tbk (DVLA) dengan produk kesehatan, serta BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF).

Menurut kompilasi data PT Bursa Efek Indonesia (BEI), mayoritas emiten di sektor konsumer tersebut sahamnya terhitung anjlok sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD), ketika wabah COVID mulai muncul dan menyerbu Indonesia.


Kenaikan harga saham emiten konsumer, yang jika mengacu pada laporan Nielsen bisa dikategorikan sebagai saham jagoan di kala krisis Corona, hanya terjadi pada tiga dari kesepuluh saham unggulan tersebut. Pertama saham SIDO yang diburu setelah manajemen baru-baru ini menyatakan ada kenaikan penjualan produk suplemen Tolak Angin.

Sementara itu, KAEF dan PEHA adalah saham BUMN yang diterpa sentimen positif menyusul seruan pembelian kembali saham (buyback). Delapan saham lain justru masih terkoreksi dan membuka peluang diburu ketika berkah Corona tercermin di dalam rilis kinerja kuartal I-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ags)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular