
Cadangan Devisa RI Anjlok US$ 9,4 M, Terpakai Buat Apa Sih?
Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
07 April 2020 15:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa nasional pada akhir Maret sebesar US$ 121 miliar, turun US$ 9,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Terpakai untuk apa saja sehingga cadangan devisa berkurang lumayan banyak?
"Penurunan ini US$ 2 miliar untuk utang pemerintah jatuh tempo, dan US$ 7 miliar untuk stabilisasi rupiah, khususnya pada minggu kedua dan ketiga di mana terjadi kepanikan global yang mendorong investor melepas saham, obligasi. Di situ peran BI berada di pasar," ungkap Perry Warjito, Gubernur BI, dalam briefing perkembangan ekonomi terkini, Selasa (7/4/2020).
Perry menegaskan, cadangan devisa Indonesia masih lebih dari cukup. Baik untuk pembayaran utang pemerintah, impor, sampai intervensi untuk stabilisasi nilai tukar.
Selain itu, Perry mengatakan dalam beberapa hari terakhir cadangan devisa kembali bertambah seiring meredanya volatilitas pasar. Intervensi BI tidak perlu lagi terlalu besar.
Meski cadangan devisa masih cukup, Perry menyatakan BI masih memiliki pertahanan lapis dua (second line of defense) berupa kerja sama dengan berbagai bank sentral. Misalnya bilateral swap dengan bank sentral China sebesar US$ 30 miliar, Jepang kurang lebih US$ 22,75 miliar, Singapura US$ 7 miliar, dan Korea Selatan US$ 10 miliar.
"Ini second line of defense kalau diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah kita," kata Perry.
(aji/aji) Next Article Gegara Bayar Utang, Tren Rekor Cadangan Devisa RI Terhenti
"Penurunan ini US$ 2 miliar untuk utang pemerintah jatuh tempo, dan US$ 7 miliar untuk stabilisasi rupiah, khususnya pada minggu kedua dan ketiga di mana terjadi kepanikan global yang mendorong investor melepas saham, obligasi. Di situ peran BI berada di pasar," ungkap Perry Warjito, Gubernur BI, dalam briefing perkembangan ekonomi terkini, Selasa (7/4/2020).
Perry menegaskan, cadangan devisa Indonesia masih lebih dari cukup. Baik untuk pembayaran utang pemerintah, impor, sampai intervensi untuk stabilisasi nilai tukar.
Meski cadangan devisa masih cukup, Perry menyatakan BI masih memiliki pertahanan lapis dua (second line of defense) berupa kerja sama dengan berbagai bank sentral. Misalnya bilateral swap dengan bank sentral China sebesar US$ 30 miliar, Jepang kurang lebih US$ 22,75 miliar, Singapura US$ 7 miliar, dan Korea Selatan US$ 10 miliar.
"Ini second line of defense kalau diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah kita," kata Perry.
(aji/aji) Next Article Gegara Bayar Utang, Tren Rekor Cadangan Devisa RI Terhenti
Most Popular