Roundup

Sepekan IHSG Melesat 1,7%, Ini Deretan Sentimen Positifnya

Haryanto, CNBC Indonesia
05 April 2020 11:14
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan ini terapresiasi 1,71%.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan ini terapresiasi 1,71% menjadi 4.623,43. Kenaikan indeks ini karena stimulus yang digelontorkan pemerintah pada Selasa (31/3/2020) guna meredam dampak penyebaran wabah cirus corona (COVID-19) mulai terasa.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan selama sepekan mencapai Rp 33,46 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 840,96 miliar di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham yang mendorong kenaikan di antaranya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) (61,29%), PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) (46,43%), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) (43,64%), Sedangkan PT Elnusa Tbk (ELSA) (32,47%) dan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) (29,81%).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa lalu mengumumkan stimulus senilai Rp 405,1 triliun yang akan digunakan untuk dana kesehatan Rp 75 triliun, jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN) Rp 110 triliun, insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat Rp 70,1 triliun Termasuk Rp 150 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.


"Termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk UMKM dan dunia usaha menjaga daya tahan dan pemulihan ekonomi," jelas Jokowi, Selasa (31/3/2020).

Dengan stimulus tersebut, plus stimulus moneter dari Bank Indonesia (BI) harapannya pandemi COVID-19 bisa segera diatasi dan perekonomian bisa segera bangkit. Dengan gelontoran stimulus fiskal oleh pemerintah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 bisa mencapai 5,07% PDB.

Moody's Investors Service menilai kebijakan pemerintah menaikkan defisit APBN terhadap PDB menjadi 5,07% dapat mempertahankan kepercayaan investor terhadap pemerintah.

Ketika investor mulai yakin akan kemampuan pemerintah mengatasi pandemi COVID-19, maka aliran modal perlahan kembali masuk ke Indonesia.

Sentimen positif lainnya juga datang dari Negeri Tirai Bambu, yang menjadi asal muasal pandemi virus corona terjangkit, tepatnya di kota Wuhan, provinsi Hubei.


Di hari yang sama, Selasa (31/3/2020) Biro Statistik China (NBS) merilis angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur China bulan Maret di angka 52. Sebenarnya perbaikan sektor manufaktur China di bulan Maret 2020 sudah diperkirakan oleh analis. Namun angka aktual yang dirilis oleh NBS tersebut melampaui konsensus yang meramal hanya di kisaran 45.

Angka PMI di atas 50 mengindikasikan bahwa sektor tersebut sedang ekspansi. Jika angkanya di bawah 50 artinya sektor mengalami kontraksi.

Kabar lain yang juga menjadi sentimen positif adalah penguatan harga minyak. Harga minyak mentah jenis Brent yang menjadi harga patokan global melambung 36,8% menjadi US$ 34,11/barel, sedangkan untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 31,8% pada US$ 28,34/barel dalam sepekan terakhir.

Harga minyak melonjak di tengah harapan bahwa kesepakatan pengurangan produksi akan segera tercapai setelah OPEC dan sekutu-sekutunya mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Senin, dan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan memangkas produksi sekitar 10 juta barel per hari.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]





(har/tas) Next Article Penampakan BEI Saat IHSG Drop 5% & Perdagangan Dihentikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular