
Pekan Ini Rupiah Dihantam Dolar AS, Terburuk Kedua di Asia

Setelah menghantam mata uang Asia, kini mata uang Eropa juga menjadi korban keganasan greenback. Pada penutupan perdagangan hari Jumat atau sabtu dini hari tadi, euro dibuat melemah 0,4% ke US$ 1,0808, poundsterling terkoreksi 1,03% di US$ 1,2660, dan franc Swiss melemah 0,42% di 0,9777/US$.
Meskipun Amerika Serikat menjadi episentrum baru dari pandemi virus corona dengan jumlah kasus terinfeksi lebih dari 250 ribu orang. Namun, negara kawasan ‘Benua Biru’ juga menjadi yang terbanyak dalam jumlah kasus yang terjangkiti.
Hal ini jugalah yang menjadi pemicu depresiasi mata uang negara Eropa terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Jadi bukan hanya Asia saja yang terbebani, negara-negara Eropa pun ikut merasakan dampak pandemi virus corona.
Setelah Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara Asia akibat pandemi virus corona. Moody's pun memangkas outlok pertumbuhan PDB kelompok 20 (G-20) di tahun 2020.
"Ekonomi negara G-20 akan mengalami guncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada paruh pertama tahun ini dan akan berkontraksi pada tahun 2020 secara keseluruhan," tulis Moody's, dalam riset bertajuk Global Macro Outlook 2020-21.
Moody's memperkirakan, Produk Domestik Bruto (PDB) riil sepanjang tahun 2020 dari negara-negara G-20 secara rata-rata akan minus 0,5%, jauh di bawah perkiraan pada proyeksi awal November lalu dengan estimasi pertumbuhan sebesar 2,6%.
Investor global memang sedang menghadapi tekanan ketidakpastian yang sangat tinggi, bagaimana premi risiko meningkat sangat-sangat tinggi dan investor melepas asetnya baik di pasar saham maupun modal.
Lalu, kemana arahnya aliran investasi yang sudah dilepas tersebut?
"...dan sekarang cash is the king, ketika kepercayaan investor terhadap aset-aset keuangan kembali jatuh. Risiko resesi ekonomi global yang semakin terlihat membuat investor kembali 'primitif' dengan memegang uang tunai.
Cash yang dipegang pun bukan sembarang cash, pilihan jatuh kepada dolar AS. Maklum, dolar AS adalah mata uang global. Segala urusan seperti perdagangan, investasi, sampai pembayaran utang dan dividen bisa selesai kalau punya dolar AS.
Permintaan dolar AS yang meningkat membuat nilai tukar mata uang ini menguat. Keperkasaan greenback teruji kembali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)