
Permintaan Terancam Turun saat Stok Naik, Harga CPO Ambles
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 April 2020 11:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada hari melemah cukup dalam seiring dengan jumlah kasus infeksi virus corona secara global sudah melampaui angka 1 juta.
Pada perdagangan Jumat (3/4/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 berada di level RM 2.264/ton, melemah 47 ringgit atau terkoreksi 2,03%.
Pelemahan harga CPO dipicu oleh kekhawatiran perlambatan permintaan global mengingat jumlah kasus wabah corona meningkat dengan pesat akhir-akhir ini. Dunia sudah terjangkit virus ganas yang awalnya diyakini berasal dari Kota Wuhan (China) ini.
Banyak negara seperti Italia, Spanyol, Perancis, India, Malaysia dan Filipina mulai mengikuti langkah China untuk melawan virus yakni dengan lockdown. Kebijakan ini bukan tanpa konsekuensi. Ongkos lockdown terbilang mahal.
Ketika orang-orang diminta tinggal di rumah dan tak bepergian, pabrik-pabrik tutup dan tak beroperasi, jalanan sepi dan transportasi publik dibatasi atau bahkan dihentikan, hal ini memicu terjadinya disrupsi rantai pasok dan pelemahan permintaan secara global.
Apalagi salah satu negara pembeli minyak nabati terbesar di dunia yakni India saat ini juga menempuh jalan yang sama dengan China. India lockdown untuk periode 3 pekan ke depan. Permintaan minyak nabati dari India diperkirakan akan lebih rendah dari level tahun lalu sebesar 23 juta ton.
Pada 31 Maret kemarin, pemerintah negara bagian Malaysia mengumumkan akan menutup operasi perkebunan kelapa sawit di tiga kabupaten tambahan. Keputusan itu memperluas penghentian operasi minyak sawit menjadi total enam distrik di Sabah, yang berkontribusi sebesar 75% dari total produksi CPO negara bagian.
Namun kemarin melalui siaran TV nasional setempat, kementerian komoditas Malaysia berencana untuk mengizinkan perkebunan kelapa sawit di wilayah Sabah untuk tetap beroperasi.
Artinya produksi dan stok kelapa sawit tidak akan terganggu signifikan. Jika ditambah dengan penurunan permintaan global akibat wabah maka dampaknya adalah harga CPO menjadi tertekan seperti sekarang ini.
Menurut kajian yang dilakukan oleh CGS-CIMB, stok minyak sawit Malaysia untuk akhir Maret diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 1% dari bulan sebelumnya menjadi 1,67 juta ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Konsumsi India & Uni Eropa Terancam Turun, Harga CPO Ambles
Pada perdagangan Jumat (3/4/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 berada di level RM 2.264/ton, melemah 47 ringgit atau terkoreksi 2,03%.
Pelemahan harga CPO dipicu oleh kekhawatiran perlambatan permintaan global mengingat jumlah kasus wabah corona meningkat dengan pesat akhir-akhir ini. Dunia sudah terjangkit virus ganas yang awalnya diyakini berasal dari Kota Wuhan (China) ini.
Ketika orang-orang diminta tinggal di rumah dan tak bepergian, pabrik-pabrik tutup dan tak beroperasi, jalanan sepi dan transportasi publik dibatasi atau bahkan dihentikan, hal ini memicu terjadinya disrupsi rantai pasok dan pelemahan permintaan secara global.
Apalagi salah satu negara pembeli minyak nabati terbesar di dunia yakni India saat ini juga menempuh jalan yang sama dengan China. India lockdown untuk periode 3 pekan ke depan. Permintaan minyak nabati dari India diperkirakan akan lebih rendah dari level tahun lalu sebesar 23 juta ton.
Pada 31 Maret kemarin, pemerintah negara bagian Malaysia mengumumkan akan menutup operasi perkebunan kelapa sawit di tiga kabupaten tambahan. Keputusan itu memperluas penghentian operasi minyak sawit menjadi total enam distrik di Sabah, yang berkontribusi sebesar 75% dari total produksi CPO negara bagian.
Namun kemarin melalui siaran TV nasional setempat, kementerian komoditas Malaysia berencana untuk mengizinkan perkebunan kelapa sawit di wilayah Sabah untuk tetap beroperasi.
Artinya produksi dan stok kelapa sawit tidak akan terganggu signifikan. Jika ditambah dengan penurunan permintaan global akibat wabah maka dampaknya adalah harga CPO menjadi tertekan seperti sekarang ini.
Menurut kajian yang dilakukan oleh CGS-CIMB, stok minyak sawit Malaysia untuk akhir Maret diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 1% dari bulan sebelumnya menjadi 1,67 juta ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Konsumsi India & Uni Eropa Terancam Turun, Harga CPO Ambles
Most Popular