
Catat! BI Sudah Lakukan Quantitative Easing, Sebar Rp 300 T
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
02 April 2020 11:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) terus memastikan likuiditas di pasar keuangan memadai. Hal ini dibuktikan dengan injeksi yang dilakukan bank sentral hingga Rp 300 triliun.
"Kalau saya katakan, BI sudah injeksi likuiditas hampir Rp 300 triliun. Itu langkah quantitative easing yang dilakukan bank sentral. Yang kami injeksi di sektor keuangan bagaimana bisa mengalir ke sektor riil," kata Perry dalam video conference di channel Youtube BI, Kamis (2/4/2020).
Injeksi likuiditas ini, lanjut Perry, berupa pembelian kembali Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, hingga bank sentral juga menjaga rupiah dengan intervensi di pasar spot maupun Domestic Non Delivery Forward (DNDF).
Selain, itu Perry mengatakan, bank sentral mengapresiasi penuh langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga ekonomi dengan menggelontorkan stimulus melalui fiskal, lewat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No.1 Tahun 2020.
"Berbagai program dari fiskal digelontorkan. Sehingga konsumsi masyarakat bisa tetap terjaga. Untuk itu kolaborasi ini diharapkan mampu untuk menjaga perekonomian Indonesia," kata Perry.
Pemerintah memang telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 110 triliun khusus untuk social safety net atau jaring pengaman sosial dan total Rp 405 triliun dengan stimulus lainnya.
(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024
"Kalau saya katakan, BI sudah injeksi likuiditas hampir Rp 300 triliun. Itu langkah quantitative easing yang dilakukan bank sentral. Yang kami injeksi di sektor keuangan bagaimana bisa mengalir ke sektor riil," kata Perry dalam video conference di channel Youtube BI, Kamis (2/4/2020).
Injeksi likuiditas ini, lanjut Perry, berupa pembelian kembali Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, hingga bank sentral juga menjaga rupiah dengan intervensi di pasar spot maupun Domestic Non Delivery Forward (DNDF).
"Berbagai program dari fiskal digelontorkan. Sehingga konsumsi masyarakat bisa tetap terjaga. Untuk itu kolaborasi ini diharapkan mampu untuk menjaga perekonomian Indonesia," kata Perry.
Pemerintah memang telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 110 triliun khusus untuk social safety net atau jaring pengaman sosial dan total Rp 405 triliun dengan stimulus lainnya.
(dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024
Most Popular