Sempat Menguat Nyaris 2%, IHSG Putar Balik ke Zona Merah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
01 April 2020 16:21
Penguatan IHSG semakin terapresiasi hingga nyaris 1,95% di 4,627,418.
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan Rabu (1/4/2020) padahal, di sesi I sempat menguat nyaris 2%.

IHSG langsung melemah 0,62% beberapa saat setelah perdagangan hari ini dibuka. Perlahan bursa kebanggaan tanah air ini berhasil bangkit dan masuk ke zona hijau.

Penguatan IHSG semakin terapresiasi hingga nyaris 1,95% di 4,627,418. Tetapi sayangnya performa tersebut gagal dipertahankan, IHSG memangkas penguatan dan mengakhiri sesi I di 4.555,345 atau menguat 0,36%.

Memasuki perdagangan sesi II, performa IHSG justru semakin memburuk dan kembali masuk ke zona merah. Bahkan pelemahan semakin dalam hingga mengakhiri perdagangan di 4.466,037 melemah 1,61%.

Berdasarkan data RTI nilai transaksi sepanjang perdagangan hari ini sebesar Rp 5,84 triliun dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 166,24 miliar di pasar reguler dan non-reguler.

Pandemi virus corona (COVID-19) masih menjadi isu utama di pasar saham global.

Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga sore ini kasus COVID-19 sudah "menyerang" 180 negara/wilayah, dengan lebih dari 860.000 terjangkit, 42.365 orang meninggal dunia dan 178.718 dinyatakan sembuh.

Di Indonesia, kasus pertama dilaporkan pada awal bulan Maret, dan hingga hari ini sudah ada 1.677 kasus positif COVID-19, dengan 157 orang meninggal dunia dan 103 sembuh.



Guna memerangi COVID-19, Presiden Joko Widodo kemarin mengumumkan stimulus senilai Rp 405,1 triliun yang akan digunakan untuk dana kesehatan Rp 75 triliun, jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN) Rp 110 triliun, insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat Rp 70,1 triliun

Termasuk Rp 150 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.

"Termasuk restrukturisasi kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk UMKM dan dunia usaha menjaga daya tahan dan pemulihan ekonomi," jelas Jokowi, Selasa (31/3/2020).

Stimulus dari Jokowi tersebut cukup manjur, IHSG berhasil menguat di sesi I tetapi tidak mampu bertahan di sesi II setelah perekonomian AS diprediksi bisa berkontraksi di tahun ini.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan skenario terberat dari pertumbuhan ekonomi tahun ini adalah minus 0,4%.

"KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini turun jadi 2,3% dan lebih buruk bisa negatif 0,4%. Sehingga kondisi ini menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi dan berpotensi menekan lembaga keuangan karena kredit tidak bisa dibayarkan dan perusahaan alami kesulitan dari revenue," tutur Sri Mulyani yang juga Ketua KSSK, Rabu (1/3/2020).

Karena itu KSSK dipimpin Sri Mulyani akan mencegah skenario terberat ini tidak akan terjadi. Pemerintah dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengubah Undang-Undang (Perpu) No.1 Tahun 2020 yang berisi sejumlah stimulus ekonomi menghadapi penyebaran Covid-19.



Pandemi COVID-19 sudah menunjukkan dampak negatif ke sektor riil, aktivitas sektor manufaktur mengalami kontraksi di bulan Maret.

Aktivitas industri dicerminkan oleh Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur, yang menggambarkan pembelian bahan baku/penolong dan barang modal yang akan digunakan untuk proses produksi pada masa mendatang. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal, di atas 50 berarti industri sedang ekspansif sementara di bawah 50 artinya kontraktif alias mengkerut.

IHS Markit melaporkan PMI Indonesia Maret 2020 adalah 45,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 51,9 sekaligus menjadi yang terendah sepanjang sejarah pencatatan PMI yang dimulai pada April 2011.

Itu artinya sektor manufaktur RI sudah mulai menurunkan hingga menghentikan produksinya akibat pandemi COVID-19. Situasi ini kemungkinan akan semakin memburuk mengingat puncak pandemi diperkirakan pada bulan April/Mei.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Efek Stimulus Jokowi Hanya Sesaat, Bursa Saham RI Merah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular