Ada Kabar dari Korea, Bikin Harga Batu Bara Merosot Tajam

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
31 March 2020 08:32
Harga batu bara anjlok 3,84%
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ditutup melesat signifikan pekan lalu, kemarin harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle melorot dalam. Harga yang sudah menguat signifikan disertai dengan sentimen negatif yang datang dari Korea Selatan menjadi pemicu penurunan harga si batu hitam.

Harga batu bara kontrak acuan Australia (ICE Newcastle 6.000 Kcal/Kg) anjlok 3,84% pada Senin (30/3/2020) kemarin. Walau ekonomi China yang dihajar oleh wabah COVID-19 mulai bersemi kembali dan menjadi sentimen positif bagi batu bara, kini kabar buruk justru datang dari Korea Selatan.


Impor batu bara termal kuartal pertama Korea Selatan diperkirakan turun ke level terendah dalam satu dekade terakhir. Penurunan impor terjadi karena langkah-langkah untuk mengurangi polusi udara yang lebih ketat. Sementara itu di sisi lain, wabah corona juga mengurangi permintaan listrik di Negeri Ginseng.


Korea Selatan merupakan importir batu bara nomor 4 terbesar di dunia. Korea Selatan diperkirakan akan mengimpor sekitar 19,85 juta ton batu bara termal untuk tiga bulan pertama, turun 19,2% year on-year, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data bea cukai dan data pelacakan kapal dari Refinitiv Eikon.

Korea Selatan memang berencana untuk tidak mengoperasikan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebanyak 28 unit hingga akhir Maret ini. Negeri asal KPOP itu memiliki setidaknya 60 pembangkit listrik yang memasok 40% listrik di Korea Selatan.

Sehingga menjadi wajar impor untuk kuartal pertama di Korea Selatan merosot drastis. Alhasil hal ini jadi sentimen buruk yang memberatkan pergerakan harga batu bara khususnya batu bara termal.

Di sisi lain, harga batu bara kontrak futures Indonesia (4.200 Kcal/Kg) justru makin melorot. Per Jumat (27/3/2020) pekan lalu, harga batu bara melemah 0,43% ke US$ 32,46/ton. Salah satu pemicunya adalah lockdown di India.

India banyak mengimpor batu bara dari Indonesia untuk kebutuhan pembangkit listrik mereka. Dengan adanya lockdown, permintaan akan listrik terutama untuk sektor industri akan turun.

[Gambas:Video CNBC]



Reuters melaporkan, India menggunakan 2,59 miliar unit listrik pada 27 Maret atau pada hari ketiga lockdown nasional. Angka ini jauh lebih rendah ~25% dibandingkan dengan konsumsi rata-rata selama tiga minggu pertama bulan Maret sebelum lockdown diberlakukan.

Konsumsi listrik di negara bagian Maharashtra dan Tamil Nadu untuk sektor manufaktur mobil mengalami penurunan penggunaan daya hingga 26%. Sementara negara bagian Gujarat di bagian barat mengalami penurunan 43% dibandingkan dengan rata-rata tiga minggu pertama.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Ukur Sentimen Pendorong Koreksi Harga Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular