
Awal Pekan, Kilau Emas Sedikit Pudar Harga Turun 0,12%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
30 March 2020 10:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia terkoreksi di perdagangan pasar spot awal pekan ini seiring dengan lonjakan kasus infeksi COVID-19 yang signifikan di berbagai penjuru dunia beberapa hari terakhir ini.
Harga emas dunia di pasar spot berada di level US$ 1.615,5/troy ons pada Senin (30/3/2020). Harga emas turun 0,12% dari posisi penutupan pekan lalu.
Setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah COVID-19 sebagai pandemi, pergerakan harga emas juga turut dipengaruhi oleh pergerakan harga saham. Kala harga saham anjlok signifikan, harga emas mengekor.
Hal ini diakibatkan karena untuk sementara ini, emas juga memiliki peran sebagai sumber likuiditas. Artinya emas akan dijual karena margin calls dan menutup kerugian pada investasi lain.
Ketakutan akan resesi global kian nyata akibat wabah ini. Hal ini memicu reaksi panic selling yang membuat pasar saham global ambruk beberapa pekan terakhir, sebelum menguat pekan lalu akibat 'combo effect' Trump & Jay Powel yang memberikan stimulus jumbo untuk perekonomian AS.
Pasar yang berbunga-bunga pekan lalu dipicu oleh ditandatanganinya UU paket stimulus ekonomi jumbo AS senilai US$ 2 triliun oleh Presiden Donald Trump dan bank sentral Paman Sam, The Fed yang mengumumkan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas.
Kedua langkah yang diambil oleh Paman Sam sebagai negara adidaya merupakan langkah historis yang membuat pasar diterpa angin segar dan memicu terjadinya euforia. Namun selagi musuh tak kasat mata benar-benar belum musnah, pasar masih akan diwarnai dengan volatilitas yang tinggi.
Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, sampai hari ini sudah ada 721.584 kasus kumulatif orang yang terinfeksi virus corona. Nyaris 34.000 orang dinyatakan meninggal dunia.
Ilmuwan senior AS Anthony Fauci memperkirakan virus ini dapat mengakibatkan 100.000-200.000 kematian di Amerika Serikat. Presiden Donald Trump menetapkan untuk memperpanjang waktu kebijakan "social distancing" hingga 30 April.
Pasar masih dipenuhi dengan adanya ketidakpastian. Musuh tak kasat mata masih terus mengintai dan siap menyerang kesehatan dan perekonomian global. Harga emas bisa kembali melorot kapan saja ketika kebutuhan akan likuiditas tinggi dan sentimen kembali risk off. Lagi pula wabah corona masih terus menelan korban.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat
Harga emas dunia di pasar spot berada di level US$ 1.615,5/troy ons pada Senin (30/3/2020). Harga emas turun 0,12% dari posisi penutupan pekan lalu.
Setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah COVID-19 sebagai pandemi, pergerakan harga emas juga turut dipengaruhi oleh pergerakan harga saham. Kala harga saham anjlok signifikan, harga emas mengekor.
Hal ini diakibatkan karena untuk sementara ini, emas juga memiliki peran sebagai sumber likuiditas. Artinya emas akan dijual karena margin calls dan menutup kerugian pada investasi lain.
Ketakutan akan resesi global kian nyata akibat wabah ini. Hal ini memicu reaksi panic selling yang membuat pasar saham global ambruk beberapa pekan terakhir, sebelum menguat pekan lalu akibat 'combo effect' Trump & Jay Powel yang memberikan stimulus jumbo untuk perekonomian AS.
Pasar yang berbunga-bunga pekan lalu dipicu oleh ditandatanganinya UU paket stimulus ekonomi jumbo AS senilai US$ 2 triliun oleh Presiden Donald Trump dan bank sentral Paman Sam, The Fed yang mengumumkan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas.
Kedua langkah yang diambil oleh Paman Sam sebagai negara adidaya merupakan langkah historis yang membuat pasar diterpa angin segar dan memicu terjadinya euforia. Namun selagi musuh tak kasat mata benar-benar belum musnah, pasar masih akan diwarnai dengan volatilitas yang tinggi.
Mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE, sampai hari ini sudah ada 721.584 kasus kumulatif orang yang terinfeksi virus corona. Nyaris 34.000 orang dinyatakan meninggal dunia.
Ilmuwan senior AS Anthony Fauci memperkirakan virus ini dapat mengakibatkan 100.000-200.000 kematian di Amerika Serikat. Presiden Donald Trump menetapkan untuk memperpanjang waktu kebijakan "social distancing" hingga 30 April.
Pasar masih dipenuhi dengan adanya ketidakpastian. Musuh tak kasat mata masih terus mengintai dan siap menyerang kesehatan dan perekonomian global. Harga emas bisa kembali melorot kapan saja ketika kebutuhan akan likuiditas tinggi dan sentimen kembali risk off. Lagi pula wabah corona masih terus menelan korban.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat
Most Popular