
Ini 9 Kabar Korporasi yang Patut Anda Ketahui dari Pekan Lalu
Monica Wareza, CNBC Indonesia
30 March 2020 07:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat (27/3/2020) kembali mencatatkan kenaikan dengan posisi di penutupan perdagangan indeks naik 4,76% ke 4.545,57.
Nilai transaksi sepanjang perdagangan hari sebesar Rp 12,38 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 127,31 miliar di pasar reguler.
Terdapat beberapa kabar pasar kemarin yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.
1. 8 Tahun Tekor, Krakatau Steel Yakin Cetak Laba Rp 320 M di Q1
Bertahun-tahun menelan kerugian, emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyampaikan prognosa laba bersih perseroan pada kuartal I-2020 sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 320 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.000/US$ dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menjelaskan, prognosa perolehan laba bersih ini disebabkan karena perusahaan telah melakukan restrukturisasi utang besar-besaran pada awal tahun ini. Dengan demikian, beban utang perseroan mengalami penurunan.
2. 2 Emiten Properti Rilis Lapkeu 2019, Laba Masih Bisa Naik
Dua emiten pengembang properti, Grup Sinarmas melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) merilis kinerja keuangan sepanjang tahun 2019. Perlambatan penjualan properti masih terasa tahun lalu, tapi kedua perusahaan masih bisa membukukan kenaikan laba.
Dalam pengumuman yang disampaikan di media massa hari ini, Jumat (27/3/2020), BSDE membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 2,79 triliun, naik 115,85% dari tahun sebelumnya Rp 1,29 triliun.
Sementara itu, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 514,98 miliar, naik 14,77% dari tahun 2018 sebesar Rp 448,70 miliar.
3. Ada Corona, Produksi Batu Bara BUMI Masih 7,5 Juta Ton/bulan
Produsen batu bara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyebutkan hingga Maret ini jumlah produksi batu bara masih mencapai 7,5 juta ton per bulan kendati di tengah pandemi virus corona (COVID-19) yang tengah diperangi seluruh elemen bangsa saat ini.
Rencananya, bulan depan perusahaan bakal melakukan review kinerja yang akan disesuaikan dengan kondisi pasar saat ini.
4. BNI Siapkan Skema Restrukturisasi Kredit, Ini Syaratnya
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah menyiapkan skema restrukturisasi kepada debitur yang kesulitan memenuhi kewajiban kredit karena berpotensi terdampak penyebaran wabah virus corona (COVID-19).
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati menyatakan BNI siap membantu restrukturisasi kredit debitur, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sepanjang debitur itu teridentifikasi terdampak COVID-19.
5. Dampak COVID-19, Trafik Jalan Tol Jasa Marga Turun 20% Lebih
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengakui terjadi penurunan tarfik lalu lintas kendaran melewati ruas tol yang dikelola perseroan. Pengelola jalan tol pelat merah ini menyampaikan, jumlah penurunan lebih dari 20% dalam sepekan terakhir.
Ini merupakan imbas dari kebijakan pemerintah mengenai pembatasan sosial dan bekerja dari rumah yang menyebabkan mobilitas orang turun drastis untuk menghindari penularan wabah Corona.
Corporate Secretary Jasa Marga, Agus Setiawan mengatakan, tiga ruas tol yang dikelola perseroan mengalami penurunan lebih dari 20%, yaitu tol Bali-Mandara, tol Serpong-Kunciran dan tol Bandara Sedyatmo.
6. Putar Otak, Emiten Pariwisata Jungkir Balik Lawan Efek Corona
Dampak virus corona (COVID-19) mulai terasa di beberapa sektor, terutama secara langsung ke sektor pariwisata, travel, hotel, dan jasa pendukungnya. Apalagi pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah memberlakukan pembatasan perlintasan warga negara asing ataupun warga negara Indonesia untuk masuk ke wilayah RI guna mencegah penyebaran virus corona.
Pembatasan tersebut berlaku mulai 20 Maret 2020 hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Sejumlah emiten pariwisata dan jasa pendukungnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mulai 'menjerit' terkait dengan kondisi ini.
7. Ada Corona, Kontraktor Minta Pemerintah Setop Bangun Proyek
Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) meminta pemerintah untuk memberhentikan sementara pelaksanaan proyek-proyek konstruksi yang tengah berjalan saat ini untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona (COVID-19).
Ketua Umum AKI Budi Harto mengatakan saat ini asosiasi masih menunggu keputusan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengenai penghentian tersebut.
8. Saham Meroket Terus! Kimia Farma Malah Rugi Rp 13 M di 2019
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kinerja yang kurang menggembirakan. Perusahaan farmasi pelat merah ini mengalami kerugian hampir Rp 13 miliar atau Rp 12,72 miliar di 2019, jauh dari keuntungan yang berhasil dikantongi di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 491,56 miliar.
Padahal berdasarkan laporan keuangan tahunan yang dirilis perusahaan, Jumat ini (27/3/2020), pendapatan perusahaan naik 11,12% secara year on year (YoY) menjadi Rp 9,40 triliun dari sebelumnya senilai Rp 8,45 triliun.
9. Laba Samindo Resources dari Korsel Tergerus, Saham Terjun 19%
Emiten jasa pertambangan batu bara yang dikendalikan ST International Corporation asal Korea Selatan atau Samtan, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) atau dahulu bernama PT Myoh Technology Tbk merilis laporan keuangan sepanjang tahun 2019.
Hasilnya, berdasarkan laporan yang dipublikasikan Jumat ini (27/3/2020), laba bersih perusahaan turun 15,63% menjadi US$ 26,07 juta atau Rp 439 miliar (asumsi kurs Rp 16/200/US$) dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 30,90 juta atau Rp 501 miliar.
(hps/hps) Next Article Laba Astra Drop 8% di Q1, Pizza Hut Tegaskan Tak Ada PHK
Nilai transaksi sepanjang perdagangan hari sebesar Rp 12,38 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 127,31 miliar di pasar reguler.
Terdapat beberapa kabar pasar kemarin yang layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.
Bertahun-tahun menelan kerugian, emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyampaikan prognosa laba bersih perseroan pada kuartal I-2020 sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 320 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.000/US$ dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menjelaskan, prognosa perolehan laba bersih ini disebabkan karena perusahaan telah melakukan restrukturisasi utang besar-besaran pada awal tahun ini. Dengan demikian, beban utang perseroan mengalami penurunan.
2. 2 Emiten Properti Rilis Lapkeu 2019, Laba Masih Bisa Naik
Dua emiten pengembang properti, Grup Sinarmas melalui PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) merilis kinerja keuangan sepanjang tahun 2019. Perlambatan penjualan properti masih terasa tahun lalu, tapi kedua perusahaan masih bisa membukukan kenaikan laba.
Dalam pengumuman yang disampaikan di media massa hari ini, Jumat (27/3/2020), BSDE membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 2,79 triliun, naik 115,85% dari tahun sebelumnya Rp 1,29 triliun.
Sementara itu, emiten properti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 514,98 miliar, naik 14,77% dari tahun 2018 sebesar Rp 448,70 miliar.
3. Ada Corona, Produksi Batu Bara BUMI Masih 7,5 Juta Ton/bulan
Produsen batu bara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyebutkan hingga Maret ini jumlah produksi batu bara masih mencapai 7,5 juta ton per bulan kendati di tengah pandemi virus corona (COVID-19) yang tengah diperangi seluruh elemen bangsa saat ini.
Rencananya, bulan depan perusahaan bakal melakukan review kinerja yang akan disesuaikan dengan kondisi pasar saat ini.
4. BNI Siapkan Skema Restrukturisasi Kredit, Ini Syaratnya
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah menyiapkan skema restrukturisasi kepada debitur yang kesulitan memenuhi kewajiban kredit karena berpotensi terdampak penyebaran wabah virus corona (COVID-19).
Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati menyatakan BNI siap membantu restrukturisasi kredit debitur, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sepanjang debitur itu teridentifikasi terdampak COVID-19.
5. Dampak COVID-19, Trafik Jalan Tol Jasa Marga Turun 20% Lebih
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengakui terjadi penurunan tarfik lalu lintas kendaran melewati ruas tol yang dikelola perseroan. Pengelola jalan tol pelat merah ini menyampaikan, jumlah penurunan lebih dari 20% dalam sepekan terakhir.
Ini merupakan imbas dari kebijakan pemerintah mengenai pembatasan sosial dan bekerja dari rumah yang menyebabkan mobilitas orang turun drastis untuk menghindari penularan wabah Corona.
Corporate Secretary Jasa Marga, Agus Setiawan mengatakan, tiga ruas tol yang dikelola perseroan mengalami penurunan lebih dari 20%, yaitu tol Bali-Mandara, tol Serpong-Kunciran dan tol Bandara Sedyatmo.
6. Putar Otak, Emiten Pariwisata Jungkir Balik Lawan Efek Corona
Dampak virus corona (COVID-19) mulai terasa di beberapa sektor, terutama secara langsung ke sektor pariwisata, travel, hotel, dan jasa pendukungnya. Apalagi pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah memberlakukan pembatasan perlintasan warga negara asing ataupun warga negara Indonesia untuk masuk ke wilayah RI guna mencegah penyebaran virus corona.
Pembatasan tersebut berlaku mulai 20 Maret 2020 hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Sejumlah emiten pariwisata dan jasa pendukungnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mulai 'menjerit' terkait dengan kondisi ini.
7. Ada Corona, Kontraktor Minta Pemerintah Setop Bangun Proyek
Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) meminta pemerintah untuk memberhentikan sementara pelaksanaan proyek-proyek konstruksi yang tengah berjalan saat ini untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona (COVID-19).
Ketua Umum AKI Budi Harto mengatakan saat ini asosiasi masih menunggu keputusan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengenai penghentian tersebut.
8. Saham Meroket Terus! Kimia Farma Malah Rugi Rp 13 M di 2019
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kinerja yang kurang menggembirakan. Perusahaan farmasi pelat merah ini mengalami kerugian hampir Rp 13 miliar atau Rp 12,72 miliar di 2019, jauh dari keuntungan yang berhasil dikantongi di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 491,56 miliar.
Padahal berdasarkan laporan keuangan tahunan yang dirilis perusahaan, Jumat ini (27/3/2020), pendapatan perusahaan naik 11,12% secara year on year (YoY) menjadi Rp 9,40 triliun dari sebelumnya senilai Rp 8,45 triliun.
9. Laba Samindo Resources dari Korsel Tergerus, Saham Terjun 19%
Emiten jasa pertambangan batu bara yang dikendalikan ST International Corporation asal Korea Selatan atau Samtan, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) atau dahulu bernama PT Myoh Technology Tbk merilis laporan keuangan sepanjang tahun 2019.
Hasilnya, berdasarkan laporan yang dipublikasikan Jumat ini (27/3/2020), laba bersih perusahaan turun 15,63% menjadi US$ 26,07 juta atau Rp 439 miliar (asumsi kurs Rp 16/200/US$) dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 30,90 juta atau Rp 501 miliar.
(hps/hps) Next Article Laba Astra Drop 8% di Q1, Pizza Hut Tegaskan Tak Ada PHK
Most Popular