Rupiah Masih Malu-Malu ke Bawah Rp 16.000/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 March 2020 13:20
Analisis Teknikal
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Secara teknikal, rupiah berpeluang menguat lebih jauh melihat Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli, maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, dolar AS berpeluang melemah mengingat simbol perdagangan jika melawan rupiah adalah USD/IDR.

Apalagi pada perdagangan Selasa, rupiah kembali membentuk pola Black Marubozu.

Begitu perdagangan Selasa dibuka, rupiah langsung menguat 0,31% ke level Rp 16.5000/US$. Setelahnya penguatan rupiah semakin menebal hingga 0,6% ke Rp 16.450/US$ di akhir perdagangan.

Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya intraday, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.

Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 JamĀ 
Sumber: RefinitivĀ 


Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.

Rupiah pada hari ini sudah berhasil menjebol support Rp 16.200/US$ (level tertinggi 18 Juni 1998), sehingga target penguatannya menuju level psikologis Rp 16.000/US$ sampai Rp 15.900/US$.

Peluang menguat lebih lanjut akan terbuka jika rupiah secara meyakinkan melewati Rp 15.900/US$.

Sementara itu jika kembali ke atas Rp 16.200/US$, Mata Uang Garuda akan kembali tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular