Kalau Bisa Jebol Rp 16.200/US$, Rupiah Bakal Terus Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 March 2020 13:56
Analisis Teknikal
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Secara teknikal, rupiah berpeluang menguat lebih jauh melihat Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought) dalam waktu yang cukup lama.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli, maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, dolar AS berpeluang melemah mengingat simbol perdagangan jika melawan rupiah adalah USD/IDR.

Apalagi pada perdagangan Selasa, rupiah kembali membentuk pola Black Marubozu.

Begitu perdagangan Selasa dibuka, rupiah langsung menguat 0,31% ke level Rp 16.5000/US$. Setelahnya penguatan rupiah semakin menebal hingga 0,6% ke Rp 16.450/US$ di akhir perdagangan.

Level pembukaan rupiah itu sekaligus menjadi titik terlemahnya, sementara level penutupan menjadi titik terkuat rupiah pada hari Selasa. Dengan demikian, secara teknikal rupiah membentuk pola Black Marubozu.

Kalau Bisa Jebol Rp 16.200/US$, Rupiah Bakal Terus MenguatGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: Refinitiv


Munculnya Black Marubozu kerap dijadikan sinyal kuat jika harga suatu instrument akan mengalami penurun lebih lanjut. Dalam hal ini, nilai tukar dolar AS melemah melawan rupiah. Dengan kata lain, rupiah berpotensi melanjutkan penguatan.

Meski demikian, untuk menguat lebih jauh rupiah perlu menembus secara meyakinkan support (tahanan bawah) di Rp 16.200/US$ (level tertinggi 18 Juni 1998). Target penguatan rupiah jika mampu melewati level tersebut ke Rp 16.000/US$ sampai Rp 15.900/US$ dalam jangka pendek.

Sementara selama tertahan di atas support, rupiah masih berisiko melemah ke Rp 16.550/US$ sebelum menuju rekor terlemah sepanjang sejarah Rp 16.800/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular