
China Sukses Kontrol Corona, Harga Batu Bara Kian Prospektif

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menguat menyusul prospek kenaikan permintaan China sebagai konsumen utama batu bara di Kawasan, menyusul pelonggaran lockdown di negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia tersebut. Lockdown bahkan bakal diakhiri bulan depan.
Pelonggaran tingkat kedaruratan penanganan wabah corona membuat aktivitas ekonomi kembali normal dan memacu konsumsi energi fosil tersebut. Pemerintah China pada Selasa (24/3/2020) telah mengumumkan bahwa lockdown di Wuhan akan dicabut pada 8 April.
Merespon itu, harga batu bara kontrak futures ICE Newcastle pun melompat 3,4% ke US$ 66,85/ton pada sesi perdagangan kemarin. Kenaikan ini terjadi manaka harga minyak mentah dunia juga berangsur menguat.
Permintaan batu bara China berangsur membaik karena sektor konstruksi Negeri Panda tersebut kian bergeliat. Pada tahun lalu, menurut data CCTD, sektor ini menyantap 490 juta ton batu bara, terutama untuk industri pengolahan semen.
Pulihnya aktivitas konstruksi di China bisa memicu permintaan batu bara kembali, setelah dalam beberapa pekan terakhir melemah akibat pengetatan aturan dan pelemahan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut.
Argus, situs media komoditas global, menyebutkan total konsumsi batu bara harian dari enam fasilitas semen utama di China menyentuh level 616.700 ton/hari pada Selasa kemarin. Level itu merupakan yang tertinggi sejak 19 Januari sekaligus menjadi yang pertama melewati level psikologis 600.000 ton/hari dalam dua pekan terakhir selama krisis Wuhan.
Di tengah ekspektasi membaiknya permintaan China atas batu bara Mongolia sebagai tetangga China yang menyuplai batu bara kokas untuk kebutuhan pembuatan baja China masih menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. Akibatnya, pasokan batu bara dari Negeri Jengis Khan itu pun anjlok hingga 50% dari biasanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Harga Batu Bara Lolos dari Koreksi ke Titik Terendah di 2020