Waspada! Risiko Rupiah Melemah ke Rp 17.000/US$ Masih Ada

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 March 2020 14:03
Analisis Teknikal
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Secara teknikal, tekanan rupiah semakin besar setelah menembus ke atas Rp 15.265/US$ yang merupakan resisten (tahanan atas) yang kuat.

Menggunakan indikator Fibonacci Retracement (garis merah), dengan menarik garis dari 11 Oktober 2019 di Rp 15.265/US$ hingga 24 Januari 2020 Rp 13.565/US$. 

Mata uang Tanah Air ini menjebol level Rp 15.265/US$ yang merupakan Fib. Retracement 100% pada Kamis (19/3/2020). Setelahnya rupiah terus mengalami pelemahan. 

Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: Refinitiv

Indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (oversold) dalam waktu yang cukup lama memang memberikan peluang rupiah untuk menguat. 
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli, maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, dolar AS berpeluang melemah mengingat simbol perdagangan jika melawan rupiah adalah USD/IDR. 

Meski demikian, melihat pergerakan hari ini, rupiah belum mampu menguat hingga ke support (tahanan bawah) terdekat Rp 16.200/US$ (level tertinggi 18 Juni 1998). 

Selama tertahan di atas support tersebut, rupiah sebenarnya masih rentang berbalik melemah, menuju rekor tertinggi sepanjang masa Rp 16.800/US$ sampai ke level psikologis Rp 17.00/US$. 

Hanya penembusan secara meyakinkan ke bawah US$ 16.200/US$ yang dapat memicu penguatan rupiah lebih lanjut, dalam jangka pendek setidaknya menuju Rp 16.000 sampai Rp 15.900/US$. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular