
Tak Cuma Saham, Obligasi RI Juga Dilepas Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari Senin (23/3/2020) terkoreksi. Investor tampaknya masih melikuidasi aset di seluruh bursa untuk uang tunai, bahkan aset safe haven tradisional ikut jatuh dan membuat dolar melonjak.
Gambaran kecemasan tersebut tampak dari indeks volatilitas Chicago Board Options Exchange (CBOE) VIX yang masih cukup tinggi di atas batas indikatif 30. VIX berada di level 66,04 pada perdagangan akhir pekan di tengah gejolak pasar akibat badai virus corona (COVID-19) yang deras.
Koreksi harga obligasi tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang negara maju dan negara berkembang, meskipun cukup bervariatif.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Data Refinitiv menunjukkan penurunan harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling turun hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 53,50 basis poin (bps) menjadi 8,491%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 23 Mar'20
Seri | Jatuh tempo | Yield 20 Mar'20 (%) | Yield 23 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 23 Mar'21 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 7.121 | 7.271 | 15.00 | 7.4329 |
FR0082 | 10 tahun | 7.914 | 8.099 | 18.50 | 8.2548 |
FR0080 | 15 tahun | 7.956 | 8.491 | 53.50 | 8.4158 |
FR0083 | 20 tahun | 8.074 | 8.326 | 25.20 | 8.5469 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga melemah. Indeks tersebut turun 1,95 poin (0,75%) menjadi 259,78 dari posisi kemarin 261,73.
Koreksidi pasar surat utang hari ini senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada Senin (23/3/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.550/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 4,09% dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Obligasi RI, Investor Buru Obligasi Negara Maju
Penurunan harga SUN tidak senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya meski bervariasi. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terburuk ketiga setelah Afrika Selatan dan Filipina.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju terpantau beragam, yang kesemuanya mengalami variatif tingkat yield.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara | Yield 20 Mar'20 (%) | Yield 23 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 9.15 | 9.11 | -4.00 |
China (A+) | 2.754 | 2.721 | -3.30 |
Jerman (AAA) | -0.246 | -0.361 | -11.50 |
Prancis (AA) | 0.175 | 0.1 | -7.50 |
Inggris Raya (AA) | 0.608 | 0.525 | -8.30 |
India (BBB-) | 6.307 | 6.285 | -2.20 |
Jepang (A) | 0.105 | 0.085 | -2.00 |
Malaysia (A-) | 3.536 | 3.571 | 3.50 |
Filipina (BBB) | 5.037 | 5.49 | 45.30 |
Rusia (BBB) | 7.85 | 7.91 | 6.00 |
Singapura (AAA) | 1.638 | 1.561 | -7.70 |
Thailand (BBB+) | 1.67 | 1.47 | -20.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 1.044 | 0.829 | -21.50 |
Afrika Selatan (BB+) | 11.595 | 12.315 | 72.00 |
Sumber: Refinitiv
Hal tersebut mencerminkan investor global enggan untuk beralih ke aset berisiko (risk appetite) di tengah serangkaian stimulus pemerintah dan volatitas pasar yang masih cukup tinggi, sehingga membuat dolar AS (greenback) semakin jaya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Komoditas Hingga Perbankan, Sektor Berpeluang Melesat di 2021