Pasar Diguncang COVID-19, Bank Mandiri Siapkan 3 Skenario

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
23 March 2020 16:51
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sudah menyiapkan tiga skenario menghadapi pandemi virus corona.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank pelat merah, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sudah menyiapkan tiga skenario menghadapi pandemi virus corona atau COVID-19 yang mulai mewabah di Tanah Air.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Silvano Winston Rumantir mengatakan, belakangan ini tekanan di pasar keuangan meningkat karena adanya kekhawatiran dari investor global terhadap pandemi COVID-19 yang sudah menjangkiti lebih dari 160 negara.

Namun, Silvano memastikan rasio kecukupan modal (CAR) dan dana Bank Mandiri tetap dalam kondisi yang aman sehingga kegiatan operasional dan fungsi perbankan dapat berjalan baik di tengah pandemi corona.

Pasar Diguncang COVID-19, Bank Mandiri Siapkan 3 SkenarioFoto: Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumatir/CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik

"Tentunya yang paling penting adalah kondisi likuiditas, khususnya dalam dolar AS, di Bank Mandiri kami keadaan dolar kami masih sangat baik, Liquidity Coverage Ratio [Rasio Kecukupan Likuiditas] masih di atas 160%. Rasio kecukupan modal Bank Mandiri masih di level yang sehat, 18%," terang Silvano, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (23/3/2020).


Adapun tiga skenario yang disiapkan mulai dari kategori ringan (mild), sedang (moderate) hingga risiko terburuk (worst) apabila wabah corona terus berlangsung hingga pengujung tahun.

"Kami monitor terus perkembangan ini dan kita lakukan simulasi keadaan terburuk, termasuk apabila efek corona berlangsung sampai akhir tahun," jelas Silvano.

Revisi Target
Tidak hanya menyiapkan tiga skenario, Bank Mandiri juga akan merevisi target dari yang sudah ditetapkan pada awal tahun ini. Namun, deviasi perubahan dari Rencana Bisnis Bank (RBB) belum dapat ditentukan saat ini.


"Sudah pasti tahun ini akan berbeda dari proyeksi awal tahun. Seberapa banyak deviasinya belum ada yang bisa memastikan. Tentunya dengan kita pastikan bahwa kecukupan modal dan likuiditas yang baik, kami ingin memposisikan Bank Mandiri bisa me-minimize impact dari krisis ini," kata eks bos Mandiri Sekuritas ini.

Sebagai contoh, kata dia, Bank Mandiri akan tetap mendukung sektor UMKM yang pasti rentan terkena dampak dari pandemi COVID-19 dengan menurunkan bunga kredit di sektor ini.

CNBC Indonesia mencatat, pada proyeksi awal tahun, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit akan tumbuh di kisaran 10%-11% di tahun 2020.

Dari sisi bottom line, laba bersih perusahaan dengan kode saham BMRI ini diproyeksikan akan meningkat 6-7% dari dan margin bunga bersih (net interest margin) di kisaran 5,3%-5,5%.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah ditargetkan akan turun ke level 2,4%-2,5% dari prognosa tahun 2019 di kisaran 2,5% - 2,6%.

Mengacu data perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di perdagangan pasar spot dan kembali menembus level Rp 16.000/US$. Pada Senin (23/3/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.550/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 4,09% dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Menunggu Dirut Baru, Saham Bank Mandiri Merah & Diobral Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular