Belum Ada 30 Menit, IHSG Anjlok 4% Dekati Batas Trading Halt

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 March 2020 09:23
IHSG anjlok 4% dekati level trading halt
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Belum ada 30 menit dari pembukaan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan sudah melorot 4%. Pada pukul 09.17 WIB, IHSG anjlok 4% ke level 4.027.

Jika terus melorot dan melebihi batas 5%, maka perdagangan akan disetop dalam waktu 30 menit (trading halt). Kini IHSG kembali terancam keluar dari level psikologisnya di angka 4.000.

Pagi ini, IHSG bergerak searah dengan mayoritas bursa saham kawasan Benua Kuning. Iindeks Shang Hai Composite jatuh 2,48%, Hang Seng ambles 5,02%, Topix terkoreksi 0,93%, Kospi melorot 4,95%, Straits Times ambrol 6,82% dan KLCI anjlok 3,95%.


Hingga Minggu (22/3/2020), jumlah kasus COVID-19 di Indonesia bertambah 64 orang dalam sehari menjadi 514 orang. Jumlah pasien yang meninggal juga bertambah menjadi 48 orang. Artinya tingkat mortalitas sementara di Indonesia sudah mencapai 9,3%.

Angka tersebut memang masih dinamis. Namun jika dibandingkan tingkat mortalitas global (4,35%) maka angka kematian di tanah air masih jauh lebih tinggi. Bahkan dua kali lipatnya. Dibandingkan dengan China (4,02%) dan Italia (9,26%) yang jumlah kasusnya paling banyak saja angka kematian di Indonesia masih lebih tinggi.

Bahkan dibanding dengan negara kawasan Asia Tenggara lainnya, tingkat mortalitas pasien COVID-19 di Indonesia juga termasuk yang tertinggi. Potensi pertumbuhan kasus di Indonesia masih sangat tinggi. Apalagi akan dilakukan test masal sebentar lagi.

Jika mengacu pada krisis keuangan tahun 2008 lalu, IHSG anjlok sebesar 58,66% dalam kurun waktu 11 bulan. Namun jika melihat kondisi saat ini, dampak COVID-19 terhadap pasar saham RI lebih besar. Lihat saja, belum genap 3 bulan wabah COVID-19 menjangkiti dunia dan Indonesia, koreksi IHSG sudah mencapai 33,41% secara year to date (ytd).

Tak menutup kemungkinan IHSG dapat anjlok sampai ke level tersebut dalam waktu yang lebih cepat, jika jumlah kasus dan kematian yang dilaporkan setiap hari bertambah dengan signifikan dan tidak ada penanganan yang tepat dan cepat dari pemerintah.


Amunisi baik fiskal maupun moneter sudah dikeluarkan oleh pemerintah dan bank sentral tanah air. Namun hal tersebut tak mampu meredam gejolak di pasar saham. Hal ini mengindikasikan bahwa ada pertanyaan besar di benak investor yang menyiratkan keragu-raguan. Apakah Indonesoa bisa menangani wabah ini?

Saat ini, jumlah kasus infeksi COVID-19 secara global sudah mencapai angka 335.997 dengan total kematian mencapai 14.641. Lebih dari 80% negara di dunia kini telah terjangkiti virus mengerikan ini.


[Gambas:Video CNBC]





TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular