RI Perang Lawan Corona, Jokowi Minta BI Fokus Jaga Rupiah
Rahajeng Kusumo Astuti, CNBC Indonesia
22 March 2020 14:19

Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Joko Widodo berpesan kepada Bank Indonesia (BI) untuk fokus jalani perannya sebagai garda terdepan penjaga stabilitas rupiah. Hal ini disampaikan dalam rapat terbatas yang digelar melalui video conference Jumat, (20/03/2020).
"Saya minta BI fokus jaga stabilitas rupiah," kata Jokowi dalam rapat terbatas topik pembahasan kebijakan moneter dan fiskal menghadapi dampak ekonomi pandemi global Covid-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Jokowi bahkan meminta otoritas moneter untuk mempercepat pemberlakuan ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri, sebagai salah satu bentuk mitigasi pelemahan mata uang Garuda lebih lanjut.
"Mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri," jelasnya.
Secara keseluruhan, Jokowi mengaku telah berbicara dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Ketua Lembaga Penjaminan Simpanan.
"Saya minta sinergi kebijakan terus diperkuat. Pastikan ketersediaan likuiditas dalam negeri, kemudian memantau setiap saat terhadap sistem keuangan dan memitigasi risiko sekomprehensif mungkin, sedetail mungkin," katanya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali jatuh, hingga melewati level Rp 16.000/US$. Aksi jual yang terus berlanjut di pasar keuangan membuat mata uang Garuda tertekan.
Pada pukul 10:26 WIB, Jumat (20/3/2020), rupiah melemah 0,88% ke Rp 16.040/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, rupiah juga dipatok lebih tinggi dari Rp 16.000/US$ di kurs tengah Bank Indonesia (BI).
Mengacu pada kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, rupiah berada di posisi Rp 16.273 melemah cukup signifikan 3,57% dibandingkan posisi sehari sebelumnya dan berada pada level terlemah sejak Jisdor diperkenalkan pada 2013.
(gus) Next Article Jokowi Tak Mau Rupiah Terlalu Kuat, Ada Benarnya Sih...
"Saya minta BI fokus jaga stabilitas rupiah," kata Jokowi dalam rapat terbatas topik pembahasan kebijakan moneter dan fiskal menghadapi dampak ekonomi pandemi global Covid-19 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Jokowi bahkan meminta otoritas moneter untuk mempercepat pemberlakuan ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri, sebagai salah satu bentuk mitigasi pelemahan mata uang Garuda lebih lanjut.
Secara keseluruhan, Jokowi mengaku telah berbicara dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Ketua Lembaga Penjaminan Simpanan.
"Saya minta sinergi kebijakan terus diperkuat. Pastikan ketersediaan likuiditas dalam negeri, kemudian memantau setiap saat terhadap sistem keuangan dan memitigasi risiko sekomprehensif mungkin, sedetail mungkin," katanya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali jatuh, hingga melewati level Rp 16.000/US$. Aksi jual yang terus berlanjut di pasar keuangan membuat mata uang Garuda tertekan.
Pada pukul 10:26 WIB, Jumat (20/3/2020), rupiah melemah 0,88% ke Rp 16.040/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, rupiah juga dipatok lebih tinggi dari Rp 16.000/US$ di kurs tengah Bank Indonesia (BI).
Mengacu pada kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, rupiah berada di posisi Rp 16.273 melemah cukup signifikan 3,57% dibandingkan posisi sehari sebelumnya dan berada pada level terlemah sejak Jisdor diperkenalkan pada 2013.
(gus) Next Article Jokowi Tak Mau Rupiah Terlalu Kuat, Ada Benarnya Sih...
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular