
Bursa Saham Asia Menghijau, IHSG Mencoba Mengikuti

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I ditutup (-1,72%) ke level 4.034,99, terpicu masifnya aksi jual investor karena wabah virus corona semakin menjamur. Wabah virus corona yang semakin masif membuat IHSG selama tahun berjalan (YTD) anjlok 35,95%.
Perdagangan baru berlangsung 30 menit IHSG sudah ambles 4,09% di 3.937,582. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak Agustus 2013.
Berdasarkan data BEI, pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 4,11 triliun dengan jual bersih asing (net sell) sebesar Rp 325,2 miliar.
Saham-saham yang menjadi pemicu koreksi IHSG dengan penurunan di atas 6%, diantaranya saham PT Bank Tabungan Negara Tbk(BBTN) (-6,97), PT Pabrik Kertas Tjiwi Tbk (TKIM) (-6,93%), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) (-6,91%), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (-6,89%), sedangkan PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG) (-6,63).
Sementara langkah-langkah yang diambil pemerintah setelah Bank sentral Indonesia (BI) menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 4,50% dan memangkas suku bunga simpanan (Deposit Facility Rates/DFR) seperempat poin menjadi 5,25%, belum dapat membuahkan hasil manis.
Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ini tidak senada dengan perdagangan di bursa saham Asia yang justru melenggang ke zona hijau mengikuti bursa saham Wall Street.
Indeks Kospi di Korsel tercatat pada pukul 12:15 WIB naik sebesar 5,62% pada 1.539,51, sedangkan saham FTSE Straits Times Singapore (STI) naik 0,95% menjadi 2.233. Sementara indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,25% pada 22.196,6, Shanghai Composite Index (SSEC) juga naik 0,13% pada 2.705,55.
Mencermati fakta tersebut, dengan naiknya bursa saham Wall Street dan bursa saham Asia, pada sesi II IHSG diprediksi untuk bisa melaju ke wilayah positif.
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area resistance dan support, berada di bawah (bottom) garis support yang mengindikasikan masih berkonsolidasi. Mencoba melewati support lanjutan di area 3.935 hingga mencapai kisaran 3.835. Sementara tahanan atas atau resistance berada di 4.125 hingga area 4.210.
Indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli (buy) dan jual (sell) menunjukkan titik jenuh jual, yang masih berada di bawah angka tengah, memberikan kecenderungan untuk turun lebih lanjut.
Sementara pola batang lilin (candlestick) terlihat adanya pergerakan lawanan, dengan batang lilin yang semakin menyempit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500