
Waduh, Rupiah Berisiko ke Rp 16.200/US$?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 March 2020 17:52

Secara teknikal, di bulan Januari rupiah sempat menguat lebih dari 2% setelah menembus batas bawah pola Descending Triangle di Rp 13.885/US$. Pada pekan lalu, rupiah kembali ke atas level tersebut, itu artinya tren penguatan rupiah akibat pola Descending Triangle (garis biru) sudah berakhir.
Performa rupiah langsung jeblok setelah itu hingga menyentuh level Rp 14.415/US$ pada Kamis (12/3/2020) pekan lalu.
Menggunakan indikator Fibonacci Retracement (garis merah), dengan menarik garis dari 11 Oktober 2019 di Rp 15.265/US$ hingga 24 Januari 2020 Rp 13.565/US$. Mata uang Tanah Air pada pembukaan perdagangan hari ini langsung menjebol Fib. Retracement 100% di Rp 15.265/US$, akibatnya tekanan jual rupiah semakin besar hingga ambles ke Rp 15.900/US$
Dalam jangka menengah, selama tertahan di atas level psikologis Rp 15.000/US$ rupiah berisiko terus melemah.
Dengan dijebolnya Fib. Retracement 100%, dan melihat tingginya volatilitas pada hari ini, pelemahan rupiah berisiko berlanjut. Level Rp 16.000/US$ menjadi resisten (tahanan atas) selanjutnya. Jika level tersebut juga dilewati, rupiah berisiko ke Rp 16.200/US$.
Sementara, jika tertahan di bawah Rp 16.000/US$, melihat indikator stochastic yang jenuh beli (overbought), rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.500/US$.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli, maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, dolar AS berpeluang melemah mengingat simbol perdagangan jika melawan rupiah adalah USD/IDR.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Performa rupiah langsung jeblok setelah itu hingga menyentuh level Rp 14.415/US$ pada Kamis (12/3/2020) pekan lalu.
Menggunakan indikator Fibonacci Retracement (garis merah), dengan menarik garis dari 11 Oktober 2019 di Rp 15.265/US$ hingga 24 Januari 2020 Rp 13.565/US$. Mata uang Tanah Air pada pembukaan perdagangan hari ini langsung menjebol Fib. Retracement 100% di Rp 15.265/US$, akibatnya tekanan jual rupiah semakin besar hingga ambles ke Rp 15.900/US$
![]() |
Dalam jangka menengah, selama tertahan di atas level psikologis Rp 15.000/US$ rupiah berisiko terus melemah.
Dengan dijebolnya Fib. Retracement 100%, dan melihat tingginya volatilitas pada hari ini, pelemahan rupiah berisiko berlanjut. Level Rp 16.000/US$ menjadi resisten (tahanan atas) selanjutnya. Jika level tersebut juga dilewati, rupiah berisiko ke Rp 16.200/US$.
Sementara, jika tertahan di bawah Rp 16.000/US$, melihat indikator stochastic yang jenuh beli (overbought), rupiah berpeluang menguat menuju Rp 15.500/US$.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli, maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun. Dalam hal ini, dolar AS berpeluang melemah mengingat simbol perdagangan jika melawan rupiah adalah USD/IDR.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular