Kilau Emas Pudar, Anjlok 14,6% dari Harga Tertinggi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 March 2020 11:10
Harga emas anjlok lebih dari 14% dari level tertingginya dan tak seperkasa dulu lagi
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Keperkasaan emas rontok dalam sekejap. Harga emas anjlok dan kembali ke level terendah sejak 11 Desember 2019.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (19/3/2020) harga emas dunia di pasar spot anjlok signifikan. Harga logam mulia emas anjlok 1,35% dan berada di level US$ 1.465,89/troy ons dan menjadi level terendah sejak Desember tahun lalu.

Sebelum wabah COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi, emas masih diburu dan sempat menyentuh level tertinggi dalam tujuh tahun. Puncaknya pada 9 Maret 2020, kala itu emas dihargai US$ 1.679,6/troy ons.



Namun dua hari berselang kabar buruk datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada 11 Maret, WHO menetapkan wabah COVID-19 menjadi pandemi global. Kepanikan langsung terasa. Bursa saham global terkena tekanan jual yang masif.

Untuk menutup kerugian dan margin calls, emas yang sudah cuan harus rela dilikuidasi. Setelah itu harga emas langsung ambrol. Tercatat harga emas sudah ambles 14,6% dari level tertingginya.

Hal ini membuat emas yang terkenal sebagai aset safe haven mulai dipertanyakan. Untuk sekarang ini emas lebih berperan sebagai sumber likuiditas. Apalagi kasus wabah COVID-19 terus berkembang dengan sangat memprihatinkan.

Data John Hopkins University CSSE menunjukkan, jumlah infeksi COVID-19 sudah mencapai lebih dari 218 ribu kasus hingga hari ini. Lebih dari 150 negara di dunia ini sudah terjangkit wabah mengerikan yang awalnya diyakini berasal dari China itu.

Untuk mengurangi laju transmisi dan mengendalikan penyebaran virus, beberapa negara sudah melakukan tindakan berupa lockdown, seperti Italia, Malaysia, Filipina, Spanyol dan negara lainnya.

Ada kecenderungan orang-orang lebih memilih uang tunai untuk sekarang ini, mengingat suasana semakin tidak kondusif dengan lockdown ada di mana-mana. Pemangkasan suku bunga yang agresif oleh bank sentral di berbagai negara tak mampu membuat emas kembali perkasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(twg/twg) Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular