
Harga Minyak Masih Dekat di Level Terlemah Sejak 2002
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 March 2020 10:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai anjlok dalam kemarin, harga minyak mentah merangkak naik. Namun harga minyak masih berada di bawah US$ 30/barel dan ringkih.
Pada perdagangan Kamis (19/3/2020) harga minyak mentah kontrak berjangka bergerak naik dengan Brent menguat 0,72% ke level US$ 25,06/barel dan minyak West Texas Intermediate menguat 7,2% ke level US$ 21,83/barel.
Kemarin, harga minyak sudah makin mendekati level US$ 20/barel. Brent dihargai US$ 24,88/barel dan terendah sejak 2003. Sementara minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate dihargai US$ 20,37/barel dan menjadi level terendah sejak Februari 2002.
Kejatuhan harga minyak sendiri disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah permintaan yang merosot akibat pandemi COVID-19 yang memukul sektor perjalanan dan pariwisata serta aktivitas bisnis.
Penyebab kedua adalah gagalnya OPEC+ capai kesepakatan terkait volume produksi minyaknya yang memicu Arab Saudi geram. Sebelumnya Arab Saudi mengusulkan pemangkasan produksi minyak ekstra sebesar 1,5 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun demi menstabilkan harga di pasar.
Namun usulan tersebut ditolak oleh Rusia. Nasib kongsi yang dibentuk tiga tahun lalu kini jadi terombang-ambing. Arab yang sudah terlanjur mutung memutuskan untuk mendiskon harga minyaknya dan berencana menaikkan produksi hingga 12 juta bpd pada April nanti. Perlu diketahui bersama produksi minyak Arab Saudi pada Februari lalu sebesar 9,7 juta bpd.
Kala permintaan minyak turun akibat wabah, pasar justru berpotensi kebanjiran pasokan karena Arab Saudi berencana akan meningkatkan outputnya. Inilah faktor yang jadi pemicu anjloknya harga minyak mentah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Duh! Harga Minyak Anjlok Lagi, Drop Hampir 8%
Pada perdagangan Kamis (19/3/2020) harga minyak mentah kontrak berjangka bergerak naik dengan Brent menguat 0,72% ke level US$ 25,06/barel dan minyak West Texas Intermediate menguat 7,2% ke level US$ 21,83/barel.
Kemarin, harga minyak sudah makin mendekati level US$ 20/barel. Brent dihargai US$ 24,88/barel dan terendah sejak 2003. Sementara minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate dihargai US$ 20,37/barel dan menjadi level terendah sejak Februari 2002.
Kejatuhan harga minyak sendiri disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah permintaan yang merosot akibat pandemi COVID-19 yang memukul sektor perjalanan dan pariwisata serta aktivitas bisnis.
Penyebab kedua adalah gagalnya OPEC+ capai kesepakatan terkait volume produksi minyaknya yang memicu Arab Saudi geram. Sebelumnya Arab Saudi mengusulkan pemangkasan produksi minyak ekstra sebesar 1,5 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun demi menstabilkan harga di pasar.
Namun usulan tersebut ditolak oleh Rusia. Nasib kongsi yang dibentuk tiga tahun lalu kini jadi terombang-ambing. Arab yang sudah terlanjur mutung memutuskan untuk mendiskon harga minyaknya dan berencana menaikkan produksi hingga 12 juta bpd pada April nanti. Perlu diketahui bersama produksi minyak Arab Saudi pada Februari lalu sebesar 9,7 juta bpd.
Kala permintaan minyak turun akibat wabah, pasar justru berpotensi kebanjiran pasokan karena Arab Saudi berencana akan meningkatkan outputnya. Inilah faktor yang jadi pemicu anjloknya harga minyak mentah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Duh! Harga Minyak Anjlok Lagi, Drop Hampir 8%
Most Popular