
Perdagangan Saham Dihentikan, Asing Keluar Hampir Rp 900 M
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
17 March 2020 15:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan pada awal sesi II dan dihentikan perdagangan selama 30 menit oleh Bursa Efek Indonesia karena turun 5%. Tekanan IHSG terjadi pada saat investor asing hampir keluar Rp 900 miliar dari pasar saham domestik.
Berdasarkan data perdagangan BEI, pada pukul 15.02 WIB, IHSG terkoreksi 5,% ke level ke level 4.456,1. Sebanyak 364 saham turun, 54 saham naik dan 83 saham stagnan.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 5,4 triliun. Di mana investor asing tercatat membukukan net sell diseluruh pasar senilai Rp 837,84 miliar.
Di mana saham-saham yang banyak dilepas asing antara lain, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 183,5 miliar. Lalu saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 176 miliar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 147 miliar dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 142 miliar.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus mengalami trading halt selama 30 menit jika turun 5%. Sesuai dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perdagangan bursa saham akan dihentikan selama 30 menit jika IHSG anjlok 5% atau lebih, sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.
Berdasarkan data Refinitiv, IHSG mengawali perdagangan di level 4.690,657, tetapi langsung merosot tajam seperti Senin kemarin. Bursa kebanggaan tanah air ini hampir terkena penghentian perdagangan sementara (trading halt) selama 30 menit setelah ambles 4,75% ke 4.467,981 level tersebut merupakan yang terendah sejak Januari 2018.
Sesuai dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perdagangan bursa saham akan dihentikan selama 30 menit jika IHSG anjlok 5% atau lebih, sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.
Di akhir perdagangan sesi I, IHSG berhasil memangkas pelemahan menjadi 4,18% di 4.494,693.
Berdasarkan data RTI, nilai transaksi di perdagangan sesi I sebesar Rp 3,35 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 590.77 miliar di pasar reguler. Hingga akhir sesi I, sebanyak 170 saham merosot 6% atau lebih, mendekati batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 7%.
Pandemi virus corona (COVID-19) membuat aksi jual di bursa saham global semakin menggila di pekan ini. Bursa saham AS (Wall Street) mengalami aksi jual terparah sejak mengalami "Black Monday" tahun 1987.
Indeks Dow Jones anjlok 12,9% atau hampir 3.000 poin ke 20.188,52. Sementara S&P juga merosot hingga 12% menjadi 2.386,13 sedangkan Nasdaq juga melorot 12,3% ke 6.904,59.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Berdasarkan data perdagangan BEI, pada pukul 15.02 WIB, IHSG terkoreksi 5,% ke level ke level 4.456,1. Sebanyak 364 saham turun, 54 saham naik dan 83 saham stagnan.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 5,4 triliun. Di mana investor asing tercatat membukukan net sell diseluruh pasar senilai Rp 837,84 miliar.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus mengalami trading halt selama 30 menit jika turun 5%. Sesuai dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perdagangan bursa saham akan dihentikan selama 30 menit jika IHSG anjlok 5% atau lebih, sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.
Berdasarkan data Refinitiv, IHSG mengawali perdagangan di level 4.690,657, tetapi langsung merosot tajam seperti Senin kemarin. Bursa kebanggaan tanah air ini hampir terkena penghentian perdagangan sementara (trading halt) selama 30 menit setelah ambles 4,75% ke 4.467,981 level tersebut merupakan yang terendah sejak Januari 2018.
Sesuai dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perdagangan bursa saham akan dihentikan selama 30 menit jika IHSG anjlok 5% atau lebih, sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.
Di akhir perdagangan sesi I, IHSG berhasil memangkas pelemahan menjadi 4,18% di 4.494,693.
Berdasarkan data RTI, nilai transaksi di perdagangan sesi I sebesar Rp 3,35 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 590.77 miliar di pasar reguler. Hingga akhir sesi I, sebanyak 170 saham merosot 6% atau lebih, mendekati batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 7%.
Pandemi virus corona (COVID-19) membuat aksi jual di bursa saham global semakin menggila di pekan ini. Bursa saham AS (Wall Street) mengalami aksi jual terparah sejak mengalami "Black Monday" tahun 1987.
Indeks Dow Jones anjlok 12,9% atau hampir 3.000 poin ke 20.188,52. Sementara S&P juga merosot hingga 12% menjadi 2.386,13 sedangkan Nasdaq juga melorot 12,3% ke 6.904,59.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular