
BPJS Siapkan Rp 8 T untuk Borong Saham, Dapen Siap Belanja
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 March 2020 08:04

Sementara itu, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) serta Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) mengajak anggotanya untuk masuk ke instrumen saham sebagai instrumen jangka panjang.
Meski tidak merinci berapa anggota ADPI maupun DPLK yang sudah menginvestasikan dananya di instrumen saham, masuknya Dapen diyakini dapat meredam laju penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dalam.
Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri mengatakan, momentum saat ini menjadi waktu yang tepat bagi pengelola dapen masuk ke bursa. Dengan valuasi yang murah, pengelola dapen bisa membeli saham-saham di indeks LQ45 dengan 'harga diskon'.
"Walaupun masih ada kemungkinan down side trend terjadi. Namun, keyakinan kita adalah kondisi saat ini akan segera teratasi. Untuk memilih saham-saham yang bagus untuk dikoleksi dan harapannya ke depannya akan membaik," terang Suheri di Gedung BEI, Jakarta, Senin (16/3/2020).
Menurut Suheri, saat ini dana kelolaan seluruh anggota ADPI diperkirakan mencapai Rp 289 triliun. Dari jumlah ini, dalam keadaan normal sekitar 20% ditempatkan di saham. Ia pun mendorong ADPI dengan dana kelolaan besar untuk bisa masuk ke pasar saham.
"Sebetulnya beberapa dana pensiun itu yang kecil-kecil mungkin belum, tapi sebagian yang besar-besar mestinya punya di sana, yang besar itu kaya Astra [PT Astra Internastional Tbk (ASII)]," ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Nur Hasan Kurniawan mengatakan, tujuan investasi dana pensiun sifatnya jangka panjang.
Namun, Hasan masih enggan merinci dari semua anggota asosiasi DPLK, siapa saja yang sudah menyatakan kesiapannya masuk ke pasar saham.
"Kita tidak secara spesifik berapa banyak yang sudah menyatakan minatnya dan berapa dana yang sudah masuk, tapi kita yakin dalam beberapa diskusi ini adalah momen yang tepat bagi dana pensiun untuk masuk ke pasar saham," katanya. (hps/hps)
Meski tidak merinci berapa anggota ADPI maupun DPLK yang sudah menginvestasikan dananya di instrumen saham, masuknya Dapen diyakini dapat meredam laju penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih dalam.
Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri mengatakan, momentum saat ini menjadi waktu yang tepat bagi pengelola dapen masuk ke bursa. Dengan valuasi yang murah, pengelola dapen bisa membeli saham-saham di indeks LQ45 dengan 'harga diskon'.
Menurut Suheri, saat ini dana kelolaan seluruh anggota ADPI diperkirakan mencapai Rp 289 triliun. Dari jumlah ini, dalam keadaan normal sekitar 20% ditempatkan di saham. Ia pun mendorong ADPI dengan dana kelolaan besar untuk bisa masuk ke pasar saham.
"Sebetulnya beberapa dana pensiun itu yang kecil-kecil mungkin belum, tapi sebagian yang besar-besar mestinya punya di sana, yang besar itu kaya Astra [PT Astra Internastional Tbk (ASII)]," ungkapnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Nur Hasan Kurniawan mengatakan, tujuan investasi dana pensiun sifatnya jangka panjang.
Namun, Hasan masih enggan merinci dari semua anggota asosiasi DPLK, siapa saja yang sudah menyatakan kesiapannya masuk ke pasar saham.
"Kita tidak secara spesifik berapa banyak yang sudah menyatakan minatnya dan berapa dana yang sudah masuk, tapi kita yakin dalam beberapa diskusi ini adalah momen yang tepat bagi dana pensiun untuk masuk ke pasar saham," katanya. (hps/hps)
Pages
Most Popular