Rupiah Menguat di Awal Pekan, Thank You Mr Powell!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 March 2020 08:05
Rupiah Menguat di Awal Pekan, Thank You Mr Powell!
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Keputusan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sukses menguat mata uang Tanah Air.

Pada Senin (16/3/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.700 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,27% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Malam tadi waktu Indonesia, The Fed merilis keputusan yang mengejutkan. Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega sepakat untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Ini adalah rekor terendah sejak 2015.


Penyebabnya apalagi kalau bukan penyebaran virus corona. Akhir pekan lalu, Presiden AS Donald Trump sudah menyatakan status darurat nasional karena jumlah kasus dan korban jiwa yang terus bertambah.




"Penyebaran virus corona telah melukai masyarakat dan mengganggu aktivitas ekonomi di berbagai negara, termasuk AS. Pasar keuangan global pun terpengaruh.

"Dampak penyebaran virus corona akan membebani aktivitas perekonomian AS dalam jangka pendek dan menyebabkan risiko terhadap prospek ke depan. Dengan perkembangan ini, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan ke 0-0,25%," tulis keterangan resmi The Fed.


Pemangkasan suku bunga acuan sukses membuat risk appetite di pasar membuncah. Saat suku bunga di Negeri Paman Sam terus turun, maka berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama yag berpendapatan tetap seperti obligasi) menjadi kurang menarik.

Dolar AS pun kehilangan pamornya. Pada pukul 07:52 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,61%.

Ketika berinvestasi di AS tidak lagi seksi, investor tentu harus mencari 'rumah' baru. Negara-negara berkembang Asia, terutama Indonesia, masih bisa memberikan cuan yang lumayan. Masuknya arus modal ini membuat rupiah punya ruang untuk menguat.

Tidak cuma pemotongan suku bunga acuan, The Fed juga siap menempuh langkah-langkah lain untuk menjaga performa perekonomian Negeri Adidaya. Untuk menjaga stabilitas pasar, The Fed akan meningkatkan pembelian obligasi pemerintah AS setidaknya US$ 500 miliar dalam beberapa bulan ke depan dan meningkatkan kepemilikan di aset keuangan berbasis properti (mortage-backed securites) setidaknya US$ 200 miliar.

"Sebagai tambahan, operasi pasar diperluas terutama di pasar repo. Komite akan terus memantau seluruh perkembangan dengan saksama dan bersiap menyesuaikan kebijakan jika diperlukan," tambah keterangan tertulis The Fed.

Gelotoran likuditas dari The Fed itu tentu membuat pelaku pasar semringah. Dengan likuiditas yang berlimpah, pelaku pasar jadi berani mengambil risiko dan masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular