Catat! Ini Deretan Saham Penahan IHSG di Tengah Badai Corona

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
15 March 2020 15:26
Catat! Ini Deretan Saham Penahan IHSG di Tengah Badai Corona
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 22,1% ke level 4.907,57 pada perdagangan Jumat (13/4/2020), ambrol menembus dua level psikologis sekaligus dari posisi sebelumnya di kisaran 6.000-an.

Namun di tengah situasi buruk tersebut, data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia menemukan ada 90 saham yang masih membukukan penguatan sepanjang tahun berjalan. Tak ada satupun dari mereka yang masuk jajaran blue chips.

Jika dikerucutkan menjadi 20 besar, mayoritas saham tersebut bergerak di sektor manufaktur, mulai dari makanan dan minuman, tekstil, hingga industri dasar dan kimia seperti produsen ban. Ada juga beberapa saham yang bergerak di sektor ritel dan juga perbankan.

Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjadi saham dengan kenaikan paling signifikan dari sisi kapitalisasi pasar hingga menyumbang kenaikan IHSG sebesar 2,77 poin sepanjang tahun ini.

Perusahaan yang dikendalikan Grup Sinarmas ini semula bergerak di penambangan batu bara, yang mendiversifikasi usahanya ke pembangkit listrik, perdagangan kimia, dan multimedia. Namun, bisnis batu bara masih jadi penyumbang utama pendapatan dengan porsi 60%. Bisnis pembangkit listrik mengejar dengan porsi 25%.

Jika wabah Corona mengancam beberapa proyek infrastruktur dan rantai pasokan barang (supply chain) karena kendala seretnya pasokan dan aktivitas bisnis di Negeri Panda, maka lain ceritanya dengan proyek perseroan yakni PLTU Kalteng-1 yang berkapasitas 2x100 megawatt (MW).

Pemerintah telah mengizinkan tenaga kerja asing (TKA) asal China untuk tetap masuk dan menggarap proyek-proyek strategis, termasuk proyek kelistrikan Dian Swastatika Sentosa. Dengan kata lain, bisnis pembangkit listrik perseroan sejauh ini tidak terdampak wabah corona.

Saham DSSA menjadi satu-satunya saham berbasis pertambangan yang masuk dalam jajaran 20 besar penyumbang poin kenaikan IHSG sepanjang tahun ini, manakala saham-saham unggulan terkapar berdarah-darah di zona merah. Sentimen negatif penurunan konsumsi batu bara dunia akibat wabah corona tak cukup menekan saham perseroan.

Menurut data Revinitif, harga batu bara dunia memang tertekan sebesar 6,1% dari US$ 69,7 per ton pada akhir tahun lalu menjadi US$ 65,45 per ton pada Jumat akhir pekan lalu. Hanya saja, mayoritas produksi batu bara perseroan dijual di pasar domestik dengan porsi 65%.

Dengan struktur bisnis berbasis pasar domestik, Dian Swastatika Sentosa masih membukukan laba bersih sebesar US$ 28,1 juta atau Rp 411,6 miliar (per September 2019) dengan pendapatan US$ 1,19 miliar. Keduanya turun sebesar 72,6% dan 15% secara tahunan.

Berada di posisi kedua setelah DSSA, ada saham PT Tunas Ridean Tbk yang bergerak di bidang pembiayaan dan bersaudara sepupu dengan PT Astra International Tbk karena sama-sama dikendalikan oleh investor asal Singapura, yakni Jardine Cycle & Carriage Limited. Jardine memiliki 46,2% saham TURI dan 50% saham ASII.

Sepanjang tahun berjalan, sahan perseroan meningkat 42% dan menjadi anomali, karena secara umum penjualan otomotif di Indonesia sedang lesu. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil Agen Pemegang Merek (APM) di anggotanya turun 10,39% secara tahunan menjadi 758.413 unit dari Januari hingga September 2019.

Kuncinya terletak pada efisiensi, dengan menekan biaya operasi, sehingga emiten otomotif ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp Rp 432,97 miliar di kuartal III 2019, atau tumbuh 6,34% dibanding capaian laba bersih setahun sebelumnya (Rp 407,14 miliar).

Namun perlu kami sebutkan juga bahwa enam saham debutan baru (rookie) yang baru mencatatkan saham (listing) tahun ini juga masuk di jajaran penahan koreksi IHSG sepanjang tahun berjalan, meski sumbangannya terhadap IHSG sangat tipis yakni hanya 0,24 poin persentase atau plus 3,4 poin secara total.

Jika dilihat dari sisi kinerja saham, produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) PT Cisadane Sawit Raya Tbk menjadi rookie paling unggul, dengan kenaikan harga saham sebesar 356% sejak pencatatan sahamnya sampai dengan Jumat pekan ini. Pada perdagangan perdana, saham CSRA melonjak 69,6% atau 87 poin ke Rp 212 per saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular