Internasional

Trump Larang Turis Eropa, Bursa Eropa Terjun Bebas

Haryanto, CNBC Indonesia
12 March 2020 16:17
Pasar saham Eropa Kamis (12/3/2020) anjlok 5,7%, terkikis saham sektor perjalanan dan pariwisata yang merosot 9,3% setelah pengumuman Trump.
Foto: Donald J. Trump

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Eropa pada perdagangan awal Kamis ini (12/3/2020) anjlok 5,7%, terkikis saham-saham sektor perjalanan dan pariwisata yang merosot 9,3% setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang melarang wisatawan Eropa masuk AS.

Berdasarkan data perdagangan, Indeks London FTSE turun 6,21% menjadi 5.510,43 di Bursa London, Indeks DAX Jerman anjlok 6,66% ke 9.741,74, sedangkan CAC Prancis jeblok 6,57% di 4.306,43.



Trump menegaskan, pada Rabu (10/3), bahwa pemerintah AS akan menangguhkan semua perjalanan dari Eropa ke AS selama kurun waktu 30 hari guna mengekang penyebaran virus corona (COVID-19) yang menjadi pandemi.

Larangan tersebut akan diberlakukan pada Jumat (13/3/2020) waktu AS. Langkah Trump ini tentunya mempengaruhi 26 negara Eropa yang merupakan bagian dari negara-negara dalam perjanjian Schengen yang bebas visa. Visa Schengen adalah visa kunjungan singkat bagi traveler yang akan mengunjungi negara-negara member Schengen untuk tujuan wisata atau bisnis.

Trump Larang Turis Eropa, Bursa Eropa Terjun BebasFoto: Frankfurt Stock Exchange (DAX) (REUTERS/Staff)


Sementara Inggris dan Irlandia dibebaskan dari pembatasan perjalanan, sama seperti warga negara Amerika yang sudah menjalani screening virus.

"Pembatasan ini akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan," kata Trump seperti yang dilansir oleh CNBC Internasional.

Di sisi lain, Trump juga menyalahkan Eropa karena selama ini tidak mengambil tindakan yang memadai untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Italia adalah negara yang paling parah terdampak virus di luar China dan Denmark kini sudah menyatakan negaranya diisolasi alias dikunci di seluruh wilayah (lockdown).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan wabah korona sebagai pandemi. Setidaknya ada 118.381 kasus yang dikonfirmasi terinfeksi virus ini di seluruh dunia, menurut angka terbaru dari WHO. Dari jumlah itu, 4.292 orang telah meninggal dunia.

 
TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(har/tas) Next Article Futures Wall Street Menguat, Bursa Eropa Dibuka Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular