2 Hari Melemah, Kurs Dolar Singapura Akhirnya Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 March 2020 13:43
Kembali memburuknya sentimen pelaku pasar membuat investor asing kembali keluar dari pasar keuangan Indonesia
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (12/3/2020) setelah melemah 2 hari beruntun.

Pada pukul 13:03 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.321,08, dolar Singapura menguat 0,43% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam dua hari sebelumnya, dolar Singapura melemah 0,85% dan -0,25%.



Kembali memburuknya sentimen pelaku pasar membuat investor asing kembali keluar dari pasar keuangan Indonesia, sehingga rupiah kembali tertekan. Berdasarkan data RTI, sepanjang pedagangan sesi I, investor asing melakukan aksi jual bersih di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 233,66 miliar.

Sementara di pasar obligasi, aksi jual juga tercermin dari kenaikan imbal hasil atau yield. Yield obligasi tenor 10 tahun hingga siang ini naik 17,8 basis poin (bps) menjadi 7,57%. Yield tersebut menjadi yang tertinggi sejak 23 Desember 2019.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun. Saat harga sedang turun, itu artinya sedang terjadi aksi jual di pasar obligasi.

Kaburnya asing dari pasar finansial dalam negeri terjadi setelah wabah virus corona atau COVID-19 ditetapkan menjadi pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

Situasi yang disebut pandemi oleh WHO adalah ketika suatu penyakit menyebar luas ke berbagai penjuru dunia dengan laju yang sangat cepat.

"Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus COVID-19 di luar China telah meningkat 13 kali lipat, dan jumlah negara yang terkena dampak telah meningkat tiga kali lipat," kata kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. 



"Karena itu kami telah membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi" tegasnya.

Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE, hingga saat ini pandemic COVID-19 sudah terjadi di lebih dari 100 negara, dengan korban terjangkit lebih dari 125.000 orang, dengan korban meninggal sebanyak 4.638 orang.

Singapura dan Indonesia juga tidak lepas dari pandemi ini. Di awal penyebarannya pada pertengahan Januari lalu, Singapura menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Tetapi Negeri Merlion berhasil menekan penyebaran virus tersebut, sampai saat ini jumlah kasus tercatat sebanyak 178, dengan 96 orang dinyatakan sembuh, Tidak terjadi lonjakan kasus seperti di Korea Selatan, Italia, bahkan Amerika Serikat yang jumlahnya sudah ribuan orang.

Sementara Indonesia melaporkan kasus corona pertama sejak pekan lalu, dan hingga saat ini ada 34 kasus, dengan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang dinyatakan sembuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular