WHO Tetapkan Corona Pandemi Dunia, IHSG Sempat Anjlok 4,3%

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
12 March 2020 10:36
Kejatuhan pasar saham domestik ini sejalan dengan bursa saham Asia yang mayoritas mengalami koreksi dalam.
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pada perdagangan pagi ini merosot dalam hingga lebih dari 4%. Kejatuhan pasar saham domestik ini sejalan dengan bursa saham Asia yang mayoritas mengalami koreksi dalam.

Hingga pukul 10.26 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 3,84% ke level 4.955,96. IHSG sempat merosot dalam hingga 4,36% ke level 4.929,56, atau level terendah perdagangan hari ini.

Sebanyak 332 saham mengalami koreksi, 39 naik, dan 72 saham menguat.


Bursa utama Asia pagi bernasib sama. Di mana indeks Nikkei drop 5,17%, indeks Hang Seng turun 3,61%, bursa Shanghai turun 1,11% dan indeks Straits Times turun 3,62%.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan wabah virus corona (COVID-19) sebagai pandemi.

"Ini adalah pandemi pertama yang disebabkan oleh coronavirus," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah briefing di Jenewa, Swiss, Rabu (11/3/2020).

"WHO telah dalam mode respons penuh sejak kami diberitahu tentang kasus pertama."

"Dan kami telah setiap hari meminta negara-negara untuk mengambil tindakan yang mendesak dan agresif. Kami telah membunyikan bel alarm dengan keras dan jelas."

Pengumuman itu disampaikan setelah wabah asal Wuhan, China itu menyebar ke sedikitnya 114 negara. Di mana sebanyak delapan negara di antaranya melaporkan kasus infeksi lebih dari 1.000. Negara-negara itu termasuk Italia, Iran, Korea Selatan, Prancis, Spanyol, Jerman, dan Amerika Serikat (AS).

Bahkan Tedros menyebut jumlah penyebaran di luar China terus meningkat di saat Negeri Tirai Bambu justru melaporkan penurunan jumlah kasus baru.

"Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus COVID-19 di luar China telah meningkat 13 kali lipat, dan jumlah negara yang terkena dampak telah meningkat tiga kali lipat," kata Tedros dilaporkan NPR.


"Karena itu kami telah membuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi."

Secara global, wabah mirip SARS itu telah menjangkiti 125.862 per Kamis pagi, menurut data Johns Hopkins CSSE. Sementara korban tewas mencapai 4.615 dan yang sembuh 67.003 orang.

Ini adalah pertama kalinya WHO menyebut sebuah wabah sebagai sebuah pandemi sejak yang terakhir pada 2009. Di mana pada tahun itu lembaga ini menetapkan wabah H1N1 "flu babi" sebagai pandemi. Pada saat itu flu babi H1N1 membunuh lebih dari 18.000 orang di lebih dari 214 negara dan wilayah, menurut WHO.

Meski COVID-19 sangat mengkhawatirkan, namun Tedros mengatakan bahwa ia yakin pemerintah negara yang terdampak serta berbagai lembaga kesehatan dunia akan mampu menangani wabah.

[Gambas:Video CNBC]


(hps/tas) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular