
Corona Bikin Gejala Resesi Kelihatan, Rupiah Jatuh Nyaris 1%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 March 2020 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga merah di perdagangan pasar spot.
Pada Senin (9/3/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.342. Rupiah melemah 0,53% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Sedangkan di pasar spot, nasib rupiah juga nelangsa. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.350 di mana rupiah melemah 0,91%.
Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah tetapi 'cuma' 0,14%. Seiring perjalanan, rupiah semakin lesu dan dolar AS berhasil menembus kisaran Rp 14.300.
Namun rupiah tidak sendirian di zona merah karena hampir seluruh mata uang utama Asia juga tidak berdaya di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya yuan China dan yen Jepang yang mampu menguat.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:04 WIB:
Koreksi tidak hanya terjadi di pasar valas, bursa saham Asia pun merah semua. Bahkan bursa saham Tokyo anjlok sampai nyaris 6%.
Berikut perkembangan indeks saham utama Asia pada pukul 10:06 WIB:
Memasuki pekan yang baru kabar yang beredar tidak ada yang baik. Terutama adalah penyebaran virus corona yang semakin luas. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:03 WIB, jumlah kasus coorna di seluruh dunia mencapai 110.034. Korban jiwa tercatat 3.825 orang.
Negara yang 'kebobolan' virus corona semakin banyak. Saat ini sudah lebih dari 100 negara melaporkan kasus virus corona.
Untuk meredam penularan lebih lanjut, berbagai negara melakukan langkah antisipasi yang boleh dibilang ekstrem. Diawali oleh China yang 'mengunci' Kota Wuhan (ground zero penyebaran virus corona), Italia pun melakukan hal yang sama dengan menutup akses dari dan ke daerah Lombardy dan 14 provinsi lainnya.
Di AS, negara dengan pertumbuhan kasus dan korban jiwa yang cukup cepat, juga sudah ada wacana untuk membatasi aktivitas masyarakat. US National Institutes of Health menyarankan agar warga AS menjauhi kerumunan dan aktivitas sosial.
"Saya tidak membayangkan isolasi atau penutupan kota seperti di China atau negara-negara lain bisa dilakukan di AS. Namun pemikiran soal menjauh dari kehidupan sosial adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan secara serius. Jika Anda adalah seorang manula dengan kondisi tertentu, mungkin Anda harus berpikir dua kali untuk bepergian dengan pesawat terbang, melakukan perjalanan jauh, atau jangan naik kapal pesiar," papar Anthony Fauci, Kepala Unit Penyakit Menular di National Institutes of Health dalam acara Meet the Press yang disiarkan oleh NBC, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara pemerintah Jerman mendesak agar segala acara yang mengundang lebih dari 1.000 orang dibatalkan. Pertandingan sepakbola Bundesliga pun terancam tanpa penonton hingga akhir musim 2019/2020.
"Ini termasuk yang terkait dengan kehidupan keseharian Anda. Apakah itu clubbing, acara ulang tahun, atau rapat-rapat," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, sebagaimana diberitakan Reuters. Saat ini jumlah kasus corona di Jerman adalah 1.040, belum ada korban jiwa.
Berbagai langkah tersebut sama artinya dengan mengerem roda perekonomian. Perlambatan ekonomi adalah sebuah keniscayaan dan resesi menjadi risiko yang tidak bisa dikesampingkan.
Tanda-tanda ini sudah terlihat di pasar obligasi pemerintah AS. Pada pukul 09:24 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor tiga bulan adalah 0,4809%. Lebih tinggi ketimbang tenor 10 tahun yaitu 0,4749%.
Yield tenor pendek yang lebih tinggi dibandingkan tenor panjang disebut inversi. Ini menggambarkan pelaku pasar melihat risiko jangka pendek lebih tinggi daripada jangka panjang. Jika situasi ini terus bertahan, maka resesi adalah sesuatu yang bukan tidak mungkin bakal terjadi dalam 12 bulan ke depan.
Bayangan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang semakin nyata, bahkan bisa berujung ke resesi, membuat pelaku pasar mundur teratur dari aset-aset berisiko di negara berkembang Asia. Dalam situasi seperti ini, memang paling pas adalah bermain aman dengan berlindung ke aset-aset safe haven seperti emas.
Tingginya permintaan emas membuat harga komoditas ini melonjak. Pada pukul 09:31 WIB, harga emas dunia di pasar spot naik 1,48%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Senin (9/3/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.342. Rupiah melemah 0,53% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Sedangkan di pasar spot, nasib rupiah juga nelangsa. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.350 di mana rupiah melemah 0,91%.
Namun rupiah tidak sendirian di zona merah karena hampir seluruh mata uang utama Asia juga tidak berdaya di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya yuan China dan yen Jepang yang mampu menguat.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 10:04 WIB:
Koreksi tidak hanya terjadi di pasar valas, bursa saham Asia pun merah semua. Bahkan bursa saham Tokyo anjlok sampai nyaris 6%.
Berikut perkembangan indeks saham utama Asia pada pukul 10:06 WIB:
Memasuki pekan yang baru kabar yang beredar tidak ada yang baik. Terutama adalah penyebaran virus corona yang semakin luas. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 09:03 WIB, jumlah kasus coorna di seluruh dunia mencapai 110.034. Korban jiwa tercatat 3.825 orang.
Negara yang 'kebobolan' virus corona semakin banyak. Saat ini sudah lebih dari 100 negara melaporkan kasus virus corona.
Untuk meredam penularan lebih lanjut, berbagai negara melakukan langkah antisipasi yang boleh dibilang ekstrem. Diawali oleh China yang 'mengunci' Kota Wuhan (ground zero penyebaran virus corona), Italia pun melakukan hal yang sama dengan menutup akses dari dan ke daerah Lombardy dan 14 provinsi lainnya.
Di AS, negara dengan pertumbuhan kasus dan korban jiwa yang cukup cepat, juga sudah ada wacana untuk membatasi aktivitas masyarakat. US National Institutes of Health menyarankan agar warga AS menjauhi kerumunan dan aktivitas sosial.
"Saya tidak membayangkan isolasi atau penutupan kota seperti di China atau negara-negara lain bisa dilakukan di AS. Namun pemikiran soal menjauh dari kehidupan sosial adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan secara serius. Jika Anda adalah seorang manula dengan kondisi tertentu, mungkin Anda harus berpikir dua kali untuk bepergian dengan pesawat terbang, melakukan perjalanan jauh, atau jangan naik kapal pesiar," papar Anthony Fauci, Kepala Unit Penyakit Menular di National Institutes of Health dalam acara Meet the Press yang disiarkan oleh NBC, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara pemerintah Jerman mendesak agar segala acara yang mengundang lebih dari 1.000 orang dibatalkan. Pertandingan sepakbola Bundesliga pun terancam tanpa penonton hingga akhir musim 2019/2020.
"Ini termasuk yang terkait dengan kehidupan keseharian Anda. Apakah itu clubbing, acara ulang tahun, atau rapat-rapat," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, sebagaimana diberitakan Reuters. Saat ini jumlah kasus corona di Jerman adalah 1.040, belum ada korban jiwa.
Berbagai langkah tersebut sama artinya dengan mengerem roda perekonomian. Perlambatan ekonomi adalah sebuah keniscayaan dan resesi menjadi risiko yang tidak bisa dikesampingkan.
Tanda-tanda ini sudah terlihat di pasar obligasi pemerintah AS. Pada pukul 09:24 WIB, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor tiga bulan adalah 0,4809%. Lebih tinggi ketimbang tenor 10 tahun yaitu 0,4749%.
Yield tenor pendek yang lebih tinggi dibandingkan tenor panjang disebut inversi. Ini menggambarkan pelaku pasar melihat risiko jangka pendek lebih tinggi daripada jangka panjang. Jika situasi ini terus bertahan, maka resesi adalah sesuatu yang bukan tidak mungkin bakal terjadi dalam 12 bulan ke depan.
Bayangan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang semakin nyata, bahkan bisa berujung ke resesi, membuat pelaku pasar mundur teratur dari aset-aset berisiko di negara berkembang Asia. Dalam situasi seperti ini, memang paling pas adalah bermain aman dengan berlindung ke aset-aset safe haven seperti emas.
Tingginya permintaan emas membuat harga komoditas ini melonjak. Pada pukul 09:31 WIB, harga emas dunia di pasar spot naik 1,48%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular