Waspada! IHSG Drop, Deretan Saham Big Cap Ini Ambles 4% Lebih

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
09 March 2020 09:27
Bahkan harga saham-saham berkapitalisasi besar tersebut sempat anjlok lebih dari 4%.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Jumat 28/2/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham berkapitalisasi besar berguguran pada perdagangan pagi ini, Senin (9/3/2020), saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi hingga 3%. Bahkan harga saham-saham berkapitalisasi besar tersebut sempat anjlok lebih dari 4%.

Hingga pukul 09.12 WIB, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatat, IHSG terpantau terkoreksi 2,92% ke level 5.338,18. Satu menit perdagangan berlangsung, IHSG sempat drop 3,3% ke level 5.316,87.

Saham-saham big cap alias berkapitalisasi besar, yang turun lebih dari 4% di antaranya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 5,86% dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 5,17%.

Lalu saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 4,08%, saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) turun 9,77%, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 5,20%.

Kemudian saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) ambles 6,9%, saham PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF) jeblok 9,47%, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) terperosok 5,42% dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 4,10%.


Corona yang masih jadi ancaman terbesar ekonomi global saat ini membuat bursa saham global dilanda kepanikan. Pagi ini, mayoritas indeks saham di kawasan benua kuning terbenam di zona merah, tak terkecuali IHSG.

Indeks Nikkei (Jepang) turun 4,43%, Kospi (Korea Selatan ) harus rela ambles 3,19%, Shang Hai Composite (China) anjlok 1,8%, Hang Seng (Hong Kong) melorot 3,87% dan Straits Times (Singapura) jatuh %. Bahkan indeks bursa saham Australia terkoreksi lebih dari 5% pagi ini.

Belum apa-apa tiga indeks utama bursa saham Paman Sam diindikasikan akan kembali bergerak di zona merah malam nanti. Hal ini tercermin dari indeks futures Dow Jones Industrial yang ambruk 4,18%, S&P 500 merosot 4,92% pada jam perdagangan di Asia.

Jumlah kasus infeksi virus corona di AS juga bertambah setiap harinya. Hingga pagi ini sudah ada 547 kasus infeksi COVID-19 di AS yang menewaskan 21 orang, paling banyak di King County (17 kematian). Kini Oregon menyandang status darurat menyusul California dkk.


Menambah volatilitas di pasar yang tinggi, pagi ini harga minyak mentah kontrak berjangka ditransaksikan anjlok dalam. Harga minyak Brent anjlok 10,26% ke level US$ 34,95/barel dan minyak acuan AS WTI turun 9,71% ke level 31,57/barel.

Harga minyak langsung ambles pada perdagangan awal pekan ini setelah OPEC dan aliansinya yang tergabung dalam OPEC+ gagal mencapai kata sepakat untuk memangkas produksi minyak lebih besar sebagai respons untuk menstabilkan harga di pasar.

Virus corona yang merebak di berbagai negara membuat permintaan minyak ikut terdampak. Agensi Energi Internasional memperkirakan permintaan minyak bisa turun lebih dari 800.000 barel per hari (bpd) pada 2020 dan menjadi yang terendah sejak 2011.

Gagalnya OPEC capai kata sepakat membuat Arab yang mengusulkan pemangkasan produksi minyak lebih besar 1,5 juta bpd mendiskon harga minyak ekspornya yang menjadi tanda dimulainya perang harga dengan Rusia.


(hps/tas) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular