
Harga Emas Naik Jor-joran, Cetak Rekor Tertinggi 7 Tahun
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 March 2020 10:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin harga emas dunia di pasar spot melesat signifikan. Hari ini harga emas masih menguat, walau tipis membuat emas kembali perkasa dan harganya bertengger di level tertingginya dalam 7 tahun terakhir.
Jumat (6/3/2020) harga emas dunia di pasar spot menguat tipis 0,05% ke level US$ 1.671,5/troy ons dan menjadi level tertinggi dalam 7 tahun sejak 24 Januari 2013. Harga emas semakin mendekati level psikologis US$ 1.700/troy ons.
Penguatan harga emas terjadi seiring dengan penguatan aset safe haven lain yaitu obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. Imbal hasil surat utang AS bertenor 10 terus menurun mengindikasikan instrumen investasi ini harganya naik karena sedang diburu oleh para investor.
Imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun tersebut kini berada pada level terendahnya yaitu di 0,8626%. Pasar masih diliputi oleh kecemasan merespons jumlah korban infeksi virus corona di dunia semakin bertambah.
China sebagai tempat awal penyebaran virus kini melaporkan penurunan jumlah kasus baru di negaranya. Namun lonjakan kasus justru terjadi di luar China terutama di Korea Selatan (6.088 kasus), Italia (3.858 kasus) dan Iran (3.513 kasus) yang kini menjadi episentrum penyebaran virus.
Lonjakan kasus juga terjadi di negeri Paman Sam. Jumlah pasien meninggal akibat terserang virus ini di AS meningkat menjadi 12 orang dan yang paling parah ada di King County dengan 10 kasus kematian.
CNBC Internasional melaporkan California sudah mendeklarasikan situasi darurat setelah melaporkan 53 orang terkonfirmasi terkena infeksi virus corona.
Jumlah orang yang terinfeksi patogen ganas ini di New York bertambah dua kali lipat dalam semalam menjadi 22 orang setelah otoritas kesehatan setempat mempercepat pengecekan pada pasien yang diduga terinfeksi virus.
Berdasarkan data John Hopkins University CSSE, total jumlah kasus infeksi virus corona di AS sampai dengan hari ini telah berjumlah 232 kasus.
Hal ini menyebabkan bursa saham AS sebagai kiblat pasar ekuitas dunia ditutup kebakaran pada pagi tadi. Setelah menguat signifikan pada 4 Maret, tadi pagi tiga indeks utamanya ditutup rontok. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 3,5%, S&P 500 jatuh 3,3% sementara Nasdaq Composite juga anjlok dalam sebesar 3,1%.
Dunia yang dilanda kepanikan membuat situasi semakin memburuk. Lembaga pemeringkat global S&P memperkirakan nilai kerugian ekonomi akibat wabah ini di Asia Pasifik akan menyentuh angka US$ 211 miliar.
Negara-negara yang paling terdampak wabah adalah Australia, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Thailand. Lebih lanjut, S&P Global juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China pada 2020 dari sebelumnya 5,7% menjadi 4,8%.
Karena takut wabah ini akan menjadi pandemi dan menyeret ekonomi global ke dalam turbulensi, para investor buru-buru menyelamatkan diri dengan memindahkan asetnya ke yang lebih minim risiko seperti emas contohnya. Investor yang kembali melirik emas membuat harga emas terkerek naik karena sedang 'diburu'.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat
Jumat (6/3/2020) harga emas dunia di pasar spot menguat tipis 0,05% ke level US$ 1.671,5/troy ons dan menjadi level tertinggi dalam 7 tahun sejak 24 Januari 2013. Harga emas semakin mendekati level psikologis US$ 1.700/troy ons.
Penguatan harga emas terjadi seiring dengan penguatan aset safe haven lain yaitu obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. Imbal hasil surat utang AS bertenor 10 terus menurun mengindikasikan instrumen investasi ini harganya naik karena sedang diburu oleh para investor.
Imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun tersebut kini berada pada level terendahnya yaitu di 0,8626%. Pasar masih diliputi oleh kecemasan merespons jumlah korban infeksi virus corona di dunia semakin bertambah.
China sebagai tempat awal penyebaran virus kini melaporkan penurunan jumlah kasus baru di negaranya. Namun lonjakan kasus justru terjadi di luar China terutama di Korea Selatan (6.088 kasus), Italia (3.858 kasus) dan Iran (3.513 kasus) yang kini menjadi episentrum penyebaran virus.
Lonjakan kasus juga terjadi di negeri Paman Sam. Jumlah pasien meninggal akibat terserang virus ini di AS meningkat menjadi 12 orang dan yang paling parah ada di King County dengan 10 kasus kematian.
CNBC Internasional melaporkan California sudah mendeklarasikan situasi darurat setelah melaporkan 53 orang terkonfirmasi terkena infeksi virus corona.
Jumlah orang yang terinfeksi patogen ganas ini di New York bertambah dua kali lipat dalam semalam menjadi 22 orang setelah otoritas kesehatan setempat mempercepat pengecekan pada pasien yang diduga terinfeksi virus.
Berdasarkan data John Hopkins University CSSE, total jumlah kasus infeksi virus corona di AS sampai dengan hari ini telah berjumlah 232 kasus.
Hal ini menyebabkan bursa saham AS sebagai kiblat pasar ekuitas dunia ditutup kebakaran pada pagi tadi. Setelah menguat signifikan pada 4 Maret, tadi pagi tiga indeks utamanya ditutup rontok. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambles 3,5%, S&P 500 jatuh 3,3% sementara Nasdaq Composite juga anjlok dalam sebesar 3,1%.
Dunia yang dilanda kepanikan membuat situasi semakin memburuk. Lembaga pemeringkat global S&P memperkirakan nilai kerugian ekonomi akibat wabah ini di Asia Pasifik akan menyentuh angka US$ 211 miliar.
Negara-negara yang paling terdampak wabah adalah Australia, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Thailand. Lebih lanjut, S&P Global juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China pada 2020 dari sebelumnya 5,7% menjadi 4,8%.
Karena takut wabah ini akan menjadi pandemi dan menyeret ekonomi global ke dalam turbulensi, para investor buru-buru menyelamatkan diri dengan memindahkan asetnya ke yang lebih minim risiko seperti emas contohnya. Investor yang kembali melirik emas membuat harga emas terkerek naik karena sedang 'diburu'.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Bank Sentral Gelontorkan Stimulus, Harga Emas Kembali Melesat
Most Popular