Internasional
Takut Resesi karena Corona, Wall Street Jeblok 3%
Redaksi, CNBC Indonesia
06 March 2020 06:44
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street berada di zona merah dalam penutupan perdagangan, Kamis (5/3/2020). Kekhawatiran akan corona menjerumuskan AS dalam resesi menjadi penyebab.
Dow Jones misalnya koreksi 3,6% atau sekitar 970 poin ke 26.121,28. Sementara S&P juga turun 3,4% ke 3.024,94 dan Nasdaq merosot 3,1% ke 8.738,60.
Meskipun Rabu, saham sempat mencetak keuntungan, namun penyebaran di luar China yang masif menjadi ancaman pertumbuhan global. Di luar China, Korsel, Italia dan Iran kini jadi hot spot baru penyebaran.
Di AS sendiri, kasus corona kini meningkat jadi 197 kasus dengan total kematian jadi 12 orang. Meski data ekonomi AS sejauh ini masih belum banyak terpengaruh virus, pasar tetap sangat khawatir.
"Pasar bisa menjadi berita buruk jika kita memiliki data, tetapi (kasus kini adalah) sulit menghadapi ketidakpastian (yang timbul karena corona)," kata seorang analis bernama Quincy Krosby, kepala strategi pasar untuk Prudential Financial, dikutip AFP.
"Jika pelanggan takut untuk pergi keluar (karena corona), seperti berbelanja, makan malam, maka Anda akan melihat pengeluaran konsumen kembali dan kemudian Anda mulai melihat PHK dari pemilik usaha kecil dan menengah."
Sementara itu, per individual saham, maskapai penerbangan AS mengalami sesi terburuk. Di mana United Airlines, American Airlines dan JetBlue anjlok dalam hingga 10% lebih.
Ini terjadi setelah riset memproyeksikan bahwa industri akan kehilangan pendapatan hingga US$ 113 miliar di 2020. Apalagi kalau bukan tertundanya dan dibatalkannya penerbangan ke sejumlah destinasi karena corona.
Saham perusahaan Boeing juga merosot 8.0%. Sedangkan mesin pembuat pesawat turun hingga 9,1%.
Perusahaan pelayaran AS dan sirtus travel serta hotel pun mengalami koreksi. Carnival amblas 14,1%, TripAdvisor 8,9%, dan Marriot International 6,9%.
(sef/sef) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Dow Jones misalnya koreksi 3,6% atau sekitar 970 poin ke 26.121,28. Sementara S&P juga turun 3,4% ke 3.024,94 dan Nasdaq merosot 3,1% ke 8.738,60.
Meskipun Rabu, saham sempat mencetak keuntungan, namun penyebaran di luar China yang masif menjadi ancaman pertumbuhan global. Di luar China, Korsel, Italia dan Iran kini jadi hot spot baru penyebaran.
"Pasar bisa menjadi berita buruk jika kita memiliki data, tetapi (kasus kini adalah) sulit menghadapi ketidakpastian (yang timbul karena corona)," kata seorang analis bernama Quincy Krosby, kepala strategi pasar untuk Prudential Financial, dikutip AFP.
"Jika pelanggan takut untuk pergi keluar (karena corona), seperti berbelanja, makan malam, maka Anda akan melihat pengeluaran konsumen kembali dan kemudian Anda mulai melihat PHK dari pemilik usaha kecil dan menengah."
Sementara itu, per individual saham, maskapai penerbangan AS mengalami sesi terburuk. Di mana United Airlines, American Airlines dan JetBlue anjlok dalam hingga 10% lebih.
Ini terjadi setelah riset memproyeksikan bahwa industri akan kehilangan pendapatan hingga US$ 113 miliar di 2020. Apalagi kalau bukan tertundanya dan dibatalkannya penerbangan ke sejumlah destinasi karena corona.
Saham perusahaan Boeing juga merosot 8.0%. Sedangkan mesin pembuat pesawat turun hingga 9,1%.
Perusahaan pelayaran AS dan sirtus travel serta hotel pun mengalami koreksi. Carnival amblas 14,1%, TripAdvisor 8,9%, dan Marriot International 6,9%.
(sef/sef) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular