
Asing Masih Galau, Dolar Singapura Bikin Rupiah KO Lagi!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 March 2020 06:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis kemarin (5/3/2020) setelah sebelumnya melemah tajam pada Rabu. Kurs dolar Singapura kini kembali ke atas Rp 10.200/SG$.
Rupiah perkasa pada perdagangan kemarin akibat kembali masuknya aliran modal ke dalam negeri setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve/The Fed mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga secara agresif, sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%.
"Pemangkasan Fed Funds Rate [FFR] 50 bps [basis poin] meskipun menimbulkan aksi jual di pasar saham AS karena pasar menilai langkah The Fed tersebut belum cukup dengan narasi yang kurang tegas, namun di pasar Asia mendorong harga saham dan obligasi di pasar Asia," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, Rabu (4/3/2020).
Akibat inflow di pasar obligasi tersebut rupiah menjadi perkasa, dan menguat 0,87% melawan dolar Singapura.
Sementara pada perdagangan Kamis kemarin, dolar Negeri MerlionĀ ini berbalik menguat, pada pukul 10:20 WIB SG$ 1 setara 0,32%, dolar Singapura menguat 0,31% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Kembali menguatnya dolar Singapura menunjukkan belum teguhnya sentimen pelaku pasar untuk kembali masuk ke aset-aset dengan imbal hasil tinggi, akibat wabah virus corona yang belum jelas sampai kapan akan terjadi.
Penyebaran virus corona di Singapura sendiri sudah mulai melambat. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) Rabu kemarin melaporkan ada 2 kasus positif corona yang baru, sehingga total menjadi 112 kasus. Dari jumlah tersebut, 79 orang dinyatakan sembuh.
Di awal kemunculannya pada akhir Januari, wabah virus corona sudah masuk ke Singapura, dan menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Kini Singapura berada di posisi 11, setelah terjadi lonjakan kasus di negara-negara lain, baik di Asia, Eropa, hingga AS. Penyebaran virus corona di Singapura mampu diredam.
Singapura juga menggelontorkan stimulus dengan memperlebar defisit anggaran menjadi 1,5% dari produk domestic bruto (PDB), menjadi yang terbesar sejak tahun 2011.
Penyebaran virus corona yang terkendali serta stimulus yang digelontorkan membuat nilai tukar Singapura lebih stabil setelah mengalami aksi jual hingga menyentuh level terlemah sejak Juli 2017 melawan rupiah pada 20 Februari lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article RI Kena Corona, Dolar Singapura Hajar Rupiah 7 Hari Beruntun
Rupiah perkasa pada perdagangan kemarin akibat kembali masuknya aliran modal ke dalam negeri setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve/The Fed mengejutkan pasar dengan memangkas suku bunga secara agresif, sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1-1,25%.
"Pemangkasan Fed Funds Rate [FFR] 50 bps [basis poin] meskipun menimbulkan aksi jual di pasar saham AS karena pasar menilai langkah The Fed tersebut belum cukup dengan narasi yang kurang tegas, namun di pasar Asia mendorong harga saham dan obligasi di pasar Asia," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah, Rabu (4/3/2020).
Akibat inflow di pasar obligasi tersebut rupiah menjadi perkasa, dan menguat 0,87% melawan dolar Singapura.
Sementara pada perdagangan Kamis kemarin, dolar Negeri MerlionĀ ini berbalik menguat, pada pukul 10:20 WIB SG$ 1 setara 0,32%, dolar Singapura menguat 0,31% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Kembali menguatnya dolar Singapura menunjukkan belum teguhnya sentimen pelaku pasar untuk kembali masuk ke aset-aset dengan imbal hasil tinggi, akibat wabah virus corona yang belum jelas sampai kapan akan terjadi.
Penyebaran virus corona di Singapura sendiri sudah mulai melambat. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) Rabu kemarin melaporkan ada 2 kasus positif corona yang baru, sehingga total menjadi 112 kasus. Dari jumlah tersebut, 79 orang dinyatakan sembuh.
Di awal kemunculannya pada akhir Januari, wabah virus corona sudah masuk ke Singapura, dan menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Kini Singapura berada di posisi 11, setelah terjadi lonjakan kasus di negara-negara lain, baik di Asia, Eropa, hingga AS. Penyebaran virus corona di Singapura mampu diredam.
Singapura juga menggelontorkan stimulus dengan memperlebar defisit anggaran menjadi 1,5% dari produk domestic bruto (PDB), menjadi yang terbesar sejak tahun 2011.
Penyebaran virus corona yang terkendali serta stimulus yang digelontorkan membuat nilai tukar Singapura lebih stabil setelah mengalami aksi jual hingga menyentuh level terlemah sejak Juli 2017 melawan rupiah pada 20 Februari lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas) Next Article RI Kena Corona, Dolar Singapura Hajar Rupiah 7 Hari Beruntun
Most Popular