Bukit Asam Pilih Tambang Tanjung Enim untuk Proyek Gasifikasi

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 March 2020 14:18
Partner akan berinvestasi membanagun pabrik, pihak PTBA akan menyediakan batu bara, sementara PT Pertamina (Persero) akan menjadi off taker.
Foto: CNBC Indonesia/Monica Ramadhona
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam (PTBA) memilih tambang di wilayah Tanjung Enim sebagai lokasi proyek gasifikasi batu bara. Tambang ini dipilih setelah mempertimbangkan permitaan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, harga batu bara untuk proyek ini dijual U$S 20-21 per ton.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, (PTBA) Arviyan Arifin mengatakan setelah dihitung nilai keekonomiannya harga batu bara yang pas untuk proyek gasifikasi yakni US$ 21 per ton.

"Masuk lah (US$ 21 per ton) kita nggak ada ongkos transportasi lagi langsung diolah di sana," ungkapnya dalam konferensi pers kinerja tahunan, Rabu, (4/03/2020).


Lebih lanjut dirinya mengatakan bisnis model dari gasifikasi investasi semuanya akan dilakukan oleh investor. Partner akan berinvestasi membanagun pabrik, pihak PTBA akan menyediakan batu bara, sementara PT Pertamina (Persero) akan menjadi off taker.

"Jadi dari sisi risiko financial dan konstruksi relatif tidak ada buat PTBA. Kita manfaatkan investor untuk investasi di Indonesia," imbuhnya.

Menurutnya, nilai investasi proyek gasifikasi di Tanjung Enim sebesar US$ 2,1 miliar - US$ 2,2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun. "Mereka bawa duit, bangun pabrik, kita supply batu bara, produksi, keluar gas, dibeli Pertamina," terangnya.

Proyek gasifikasi yang dibangun oleh Airproduct nantinya bisa dimiliki oleh PTBA setelah 20 tahun dengan skema build operate transfer (BOT). Menurutnya, setelah normal beroperasi pihaknya memiliki opsi untuk jadi pemegang saham dengan harga yang disepakati.

"Nanti BOT, 20 tahun. Jadi kita tidak ada risiko buat PTBA tentunya kita datangkan devisa," paparnya.


Terkait proyek gasifikasi menurutnya, Indonesia butuh investor. PTBA tidak bisa investasi lebih jauh karena ini menggunakan tekhnologi baru dan investasinya cukup besar. Sehingga pembangunan dilakukan oleh investor. Pembangunan proyek ini dirinya sebut akan dimulai tahun depan, sehingga tahun 2024 sudah bisa mulai operasi.

"Jadi kalau sudah selesai kita ambil, tinggal dihitung kelayakannya seperti apa," jelasnya.

Proyek gasifikasi yang akan dikerjakan Bukit Asam berpartner dengan PT Pertamina (Persero) dan perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals, Inc. Adapun proyek gasifikasi ini merupakan kerja sama hilirisasi mulut tambang menjadi dimethylether (DME). Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir (jadi). (*)
(hps/hps) Next Article PTBA Targetkan Produksi 30 Juta Ton Batu Bara di 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular