
Rupiah Kemarin Juara & Hari Ini Terburuk di Asia, Kok Bisa?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 March 2020 14:22

Secara teknikal masih belum ada perubahan dibandingkan kemarin. Di bulan Januari rupiah sempat menguat lebih dari 2% setelah menembus batas bawah pola Descending Triangle di Rp 13.885/US$.Pada pekan lalu, rupiah kembali ke atas level tersebut, itu artinya tren penguatan rupiah akibat pola Descending Triangle (garis biru) sudah berakhir.
Performa rupiah langsung jeblok setelahnya hingga menyentuh level Rp 14.415/US$ Senin lalu. Level tersebut bisa jadi kunci pergerakan rupiah ke depannya.
Menggunakan indikator Fibonacci Retracement (garis merah), dengan menarik garis dari 11 Oktober 2019 di Rp 15.265/US$ hingga 24 Januari 2020 Rp 13.565/US$, level Rp 14.415/US$ merupakan retracement 50% dan menjadi resisten (tahanan atas) yang kuat.
Kemarin, rupiah berhasil menembus ke bawah retracement 38,2% di kisaran Rp 14.210/US$. Pelemahan rupiah berisiko menuju area tersebut. Namun selama tidak ditembus, rupiah berpeluang memangkas pelemahan, kembali ke Rp 14.110/US$, bahkan menguat lagi ke depannya.
Sebaliknya, jika Rp 14.210/US$ berhasil dilewati, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.265/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Performa rupiah langsung jeblok setelahnya hingga menyentuh level Rp 14.415/US$ Senin lalu. Level tersebut bisa jadi kunci pergerakan rupiah ke depannya.
![]() Sumber: Refinitiv |
Kemarin, rupiah berhasil menembus ke bawah retracement 38,2% di kisaran Rp 14.210/US$. Pelemahan rupiah berisiko menuju area tersebut. Namun selama tidak ditembus, rupiah berpeluang memangkas pelemahan, kembali ke Rp 14.110/US$, bahkan menguat lagi ke depannya.
Sebaliknya, jika Rp 14.210/US$ berhasil dilewati, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.265/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular